3 Faktor yang Bikin Chelsea Pecat Maurizio Sarri

Chelsea saat ini terlempar dari empat besar klasemen Liga Inggris, posisi Maurizio Sarri terancam.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 14 Feb 2019, 13:35 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 13:35 WIB
Chelsea Vs Manchester United
Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, saat melawan Manchester United pada laga Premier League di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (20/10/2018). Kedua tim bermain imbang 2-2. (AP/Matt Dunham)

Liputan6.com, London - Kekalahan telak Chelsea dari Manchester City menimbulkan rumor Maurizio Sarri bakal dipecat manajemen klub asal London Barat tersebut. Kalah 6-0 di Etihad Stadium sulit diterima para petinggi Chelsea.

Itu adalah kekalahan terburuk yang pernah diderita Chelsea selama mereka berkiprah di ajang Premier League. Selain itu, The Blues juga harus terlempar dari peringkat empat besar.

Padahal, Chelsea memulai musim ini sebagai penantang gelar Premier League. Mereka sempat menduduki posisi teratas di klasemen.

Sekarang, N'Golo Kante dan kawan-kawan malah berpotensi menutup musim di luar zona Liga Champions. Jika itu yang terjadi, nasib Sarri tak jauh dari pemecatan.

Yang menarik, dalam sepanjang karier kepelatihannya, Sarri memang belum pernah memenangkan gelar. Berikut tiga alasan Chelsea mesti pecat Maurizio Sarri, seperti dilansir Sportskeeda.

3. Tak Ada Peningkatan

Chelsea Taklukan Watford
Para pemain Chelsea merayakan gol. (AFP/AP)

Chelsea menjalani salah satu musim terburuk mereka pada musim lalu di bawah Antonio Conte. The Blues menyelesaikan musim di posisi ke-5 dan tersingkir dari Liga Champions di babak 16 besar. Kedatangan Maurizio diharapkan bisa mengubah banyak hal, tetapi saat ini, segalanya tidak terlihat lebih baik.

Mantan bos Napoli itu seharusnya membawa perbaikan ke skuat Chelsea. Namun, semua yang dilakukannya justru menghilangkan kepercayaan yang tersisa pada semua penggemar Chelsea. Chelsea tampil bagus pada awal musim. Namun, dalam kurun waktu tujuh minggu, The Blues telah melorot dari peringkat 2 ke peringkat ke-6 di klasemen sementara Premier League.

Ini tidak bisa disebut sebagai perbaikan. Pekerjaan Sarri tidak hanya untuk meningkatkan hasil tetapi juga untuk meningkatkan pemainnya. Sejauh ini, dia sudah gagal dalam keduanya dan sepertinya dia tidak tahu bagaimana menghadapi situasi.

Conte memenangkan dua trofi dalam dua tahun di Chelsea, namun ia dipecat. Chelsea Sarri terlihat lebih buruk dari pendahulunya dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan musim ini adalah dengan memecat sang manajer dalam waktu dekat.

2. Sifat Keras Kepala

Chelsea-Maurizio Sarri
Pelatih baru Chelsea, Maurizio Sarri berpose dengan jersey tim usai konferensi pers di Stamford Bridge di London (18/7). Maurizio Sarri menggantikan pelatih sebelumnya Antonio Conte. (AFP Photo/Tolga Akmen)

Premier League mungkin adalah liga tersulit di Eropa. Kasta tertinggi sepak bola Inggris itu sudah terbukti kejam dengan manajer baru dan Maurizio Sarri sedang mengalami kesulitan. Ketika Pep Guardiola pertama kali tiba, ia juga kesulitan, tetapi kemudian bisa beradaptasi dengan liga.

Menariknya, Sarri menolak untuk menyesuaikan gaya permainannya. Memang tidak apa-apa memprioritaskan sepakbola menyerang. Namun, begitu lawan mengalahkan sistem Anda, Anda perlu menemukan cara lain untuk meraih hasil. Pada awal musim ini City membuang sepakbola menyerang mereka ketika bertandang ke markas Liverpool.

Guardiola tahu bahwa bermain terbuka bisa saja merugikan timnya sehingga dia mengganti gaya permainan dan menerima hasil seri. Itulah yang dilakukan manajer yang bagus - mereka beradaptasi dengan sistem tergantung pada lawan mereka.

Kekalahan Chelsea 6-0 dari Man City jelas menunjukkan bahwa Sarri terlalu keras kepala untuk beradaptasi dengan sistemnya. Menariknya, manajer Italia itu mengatakan di akhir pertandingan bahwa ia tidak akan mengubah gaya permainannya meski mereka menelan kekalahan yang memalukan.

Manajer yang keras kepala sering tidak bertahan lama di Premier League. Jose Mourinho dan Frank de Boer adalah contoh dalam beberapa tahun terakhir. Chelsea saat ini sedang terpuruk dan kecuali mereka memecat Sarri musim ini, keadaan bisa menjadi lebih buruk.

1. Kante Salah Posisi

Ballon d'Or 2017, Neymar Jr, Pemain Terbaik
Gelandang Chelsea asal Prancis, N'golo Kante. (AP/Frank Augstein)

Keras kepala Maurizio Sarri adalah masalah, tetapi menggeser posisi N'Golo Kante sangat merugikan Chelsea. Pemain internasional Prancis itu sudah menjadi salah satu pemain terbaik Chelsea sejak bergabung dari Leicester City dua setengah tahun yang lalu.

Namun, kedatangan Jorginho menyebabkan posisi Kante harus bergeser di lini tengah dan ini mempengaruhi Chelsea. Gaya permainan Sarri membuat Jorginho lebih disukai daripada Kante.

Masalahnya, dengan memainkan Jorginho di posisi Kante, itu mengekspos pertahanan The Blues ketika mereka menghadapi lawan berkualitas. Dalam tiga minggu terakhir, The Blues kalah 2-0 dari Arsenal, 4-0 dari Bournemouth, dan 6-0 dari Manchester City dan itu bukan kebetulan.

Kante mungkin mampu meningkatkan koleksi golnya ketika bermain dengan peran yang lebih menyerang. Namun, ia lebih cocok bermain sebagai gelandang bertahan. Saat Kante melindungi lini belakang Chelsea, mereka terlihat lebih solid dan terorganisir. Keputusan Sarri menggeser Kante sangat merugikan The Blues dan mungkin sudah waktunya untuk mendatangkan manajer baru yang akan menghargai Kante dan memainkannya di posisi yang seharusnya.

Sumber: Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya