Hari Film Nasional dan Atlet MMA Indonesia

Karya-karya film dalam negeri tidak luput pula dinikmati oleh para atlet mixed martial arts One Championship Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 14:45 WIB
Rudy “The Golden Boy” Agustian (do One Championship)
Rudy “The Golden Boy” Agustian (do One Championship)

Liputan6.com, Jakarta - Akhir bulan ini, tepatnya tanggal 30 Maret nanti, Indonesia akan memperingati Hari Film Nasional. Hal ini menjadi perayaan semangat kreasi dan kerja keras para insan perfilman yang terus berupaya menghadirkan karya terbaik mereka.

Karya-karya film dalam negeri tidak luput pula dinikmati oleh para atlet mixed martial arts (MMA) One Championship kebanggaan Indonesia, yang sebagian besar memang memiliki hobi menonton film.

Sepekan menjelang Hari Film Nasional, Rudy “The Golden Boy” Agustian dan salah satu atlet MMA nasional Gita Suharsono berbagi tentang berbagai hal yang mereka sukai sebagai penikmat film – termasuk beberapa film favorit karya sineas dalam negeri.

Rudy Agustian menyukai berbagai genre film seperti action, pahlawan super, drama, bahkan horor; selama kualitas dan penggarapannya memang baik. “Beberapa aktor film kesukaan saya diantaranya adalah Ernest Prakasa, Heath Ledger, dan Jim Carrey,” ujar atlet divisi flyweight ini.

Ada tiga film yang termasuk kategori paling favorit sepanjang masa bagi Rudy.

“Pertama, film ‘Cek Toko Sebelah’ karena ceritanya sangat bagus menurut saya. Jalan cerita itu dicampur berbagai komedi yang tidak ‘jayus’ atau ‘garing’ tapi tetap membuat penonton terbahak- bahak. Tawa dan haru ada dalam film itu,” kata Rudy dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Film kedua paling favoritnya adalah “Dumb And Dumber” yang menampilkan komedian Jim Carrey.

“Ini film yang luar biasa lucu. Kelakuan konyol kedua aktor utama film ini selalu bikin terbahak-bahak,” imbuh Rudy lagi, seraya menambahkan bahwa satu lagi film favoritnya adalah “Shutter,” sebuah film horor dari Thailand.

“Ini adalah film horor yang termasuk kategori seram sekali, sampai bisa bikin ngeri sendiri kalau ditonton pada malam hari,” kata Rudy.

Pemilik sasana Golden Boy Muay Thai ini juga menyukai beberapa film Indonesia lainnya, yaitu “Ada Apa Dengan Cinta” dan “The Raid.”

“Menurut saya, film Indonesia sudah semakin bagus. Apalagi ada kerjasama dengan sutradara luar negeri yang sudah berpengalaman, seperti dalam ‘The Raid’. Sedangkan untuk drama, saya suka karya-karya Ernest karena tidak ‘garing’, tidak terlalu kampungan, tapi tetap dapat menyajikan pelajaran atau pesan tertentu dalam film-filmnya.”

“The Golden Boy,” yang meraih kemenangan besarnya pada One: Call To Greatness hari Jumat, 22 Februari, memiliki pesan tersendiri bagi para sineas Indonesia.

“Jangan menjadi seperti sinetron [televisi] yang makin hancur kualitasnya dan jangan jadi plagiat dalam berkarya.”

Rudy “The Golden Boy” Agustian (do One Championship)

Sementara itu, satu-satunya atlet wanita Indonesia yang berlaga di gelaran One: Warrior Series 4 bulan Februari lalu di Singapura, Gita Suharsono, sangat menyukai genre film bertema romansa dan drama.

Petarung divisi atomweight yang kini bermukim di Seoul, Korea Selatan ini mengidolakan Gene Kelly; aktor lawas Hollywood yang membintangi banyak film klasik. Ia juga memiliki tiga film terfavorit sepanjang masa.

“Saya sangat menyukai film ‘American in Paris’ dan ‘Singing In The Rain’, karena saya sangat menyukai film-film klasik – apalagi yang dibintangi aktor Gene Kelly,” katanya.

“Begitu pula dengan film ‘Million Dollar Baby’, karena saya merasa dapat mengerti perjuangan karakter utama yang diperankan aktris Hillary Swank.”

Ternyata, Gita juga memiliki daftar tiga film Indonesia yang paling ia sukai.

“Untuk film Indonesia, saya suka ‘Eiffel I’m In Love’, lalu ‘Ada Apa Dengan Cinta’ dan ‘Dealova’,” imbuhnya.

Atlet yang juga fasih berbahasa Mandarin ini pun berbagi pendapatnya tentang kemajuan film dalam negeri.

“Perkembangan film Indonesia jelas telah sangat membaik saat ini. Saya sangat suka film dalam negeri, khususnya karya-karya layar lebar. Menurut saya, insan film Indonesia harus berhenti membuat film-film horror yang hasilnya malah jadi klise,” ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya