Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menunjuk politisi Partai Golkar, Zainudin Amuli sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Penunjukkan itu dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
"Zainudin Amali sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga," kata Presiden Jokowi yang langsung direspon Zainudin Amali dengan berdiri saat namanya disebut.
Penunjukkan Zainudin Amali sudah terdengar sejak Selasa (22/10/2019) malam. Bahkan, Sesmenpora Gatot Dewa Broto sudah berbicara panjang lebar melalui sambungan telepon semalam sebelum peresmian Kabinet Kerja Jokowi Jilid II.
Advertisement
"Semalam pukul 21.16 WIB, saya WA untuk mengucapkan selamat kepada beliau. Kemudian langsung direspons dengan telepon yang sangat lama," ucap Gatot.
Gatot melanjutkan, dalam percakapan tersebut, ada empat hal yang langsung mendapat sorotan Zainudin Amali. Salah satunya, PSSI yang bakal melakukan pemilihan ketua umum, awal November 2019.
"Ada beberapa pesan beliau, Pak Menpora disampaikan tadi malam: PSSI, PON, SEA Games dan prestasi olahraga," katanya melanjutkan, ketika menjawab pertanyaan Liputan6.com soal Zainudin Amali.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan berikut ini:
Event Terdekat
Sebagai Menpora baru, Zainudin Amali langsung dihadapkan dengan event SEA Games yang bakal berlangsung bulan depan. Untuk memberangkatkan atlet ke SEA Games 2019, Kemenpora dan pihak terkait menganggarkan Rp 64 miliar.
SEA Games 2019 digelar pada 30 November sampai 11 Desember 2019. Kontingen Indonesia akan bertempur pada 49 dari 56 cabang olahraga secara keseluruhan. Indonesia akan mengirim 773 atlet ke SEA Games 2019.
Â
Advertisement
Meningkatkan Prestasi
Dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2019), Zainudin Amali mengaku sudah berdiskusi dengan Presiden Jokowi tengan pengembangan SDM dan peningkatan prestasi di bidang olahara.
"Kita bangsa besar, tetapi jumlah yang besar belum bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan SDM terutama kreativitas anak muda kita," kata pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962 silam, it.
"Tentu juga bidang olahraga yang masih harus dorong untuk berprestasi di tingkat internasional, regional. Kita ini prihatin, bangsa yang besar tapi tidak sebanding [prestasi olahraganya]," tambahnya.