SEA Games 2019: Perpani Coret Shalfa Avrila karena Prestasi Menurun, Bukan Tidak Perawan

Perpani akhirnya buka suara terkait polemik pencoretan atlet asal Kediri, Shalfa Avrila Siani dari tim SEA Games 2019 di kantor Kemenpora.

oleh Defri Saefullah diperbarui 29 Nov 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 17:15 WIB
Perpani
Ketua Perpani, Ita Yuliati jelaskan polemi soal pencoretan atlet SEA Games 2019 (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Polemik atlet senam Indonesia, Shalfa Avrila Siani yang mengaku dipulangkan paksa dari SEA Games 2019 karena tidak perawan membuat PB Persatuan Senam Indonesia (Perpani) buka suara. Ketua PB Perpani, Ita Yuliati pun harus memberi penjelasan kronologis soal pergantian atlet senam untuk SEA Games 2019.

Menurut Ita, Perpani sangat terkejut dengan adanya pernyataan Shalfa yang mengaku dipulangkan paksa dari skuat SEA Games 2019 karena tidak perawan.

"Dari PB, kami sangat dikejutkan dengan pernyataan beliau. Untuk diketahui, kami saat memasukkan nama-nama atlet itu ada long list. Ada empat atlet putri artistik yang dapat SK yaitu Rosda, Amalia, Vitalia dan Tasya. Saat kejuaraan dunia di Doha, Tasya cedera. Saat itu Tasya akhirnya diganti Shalfa, itu terjadi sebelum kejurnas," ujar Ita kepada wartawan.

" Lalu dari hasil kejurnas prestasi Shalfa menurun drastis jadi ranking 37, sementara Yogi ranking 3. Kami dari PB melihat potensi Yogi dimasukkan ke dalam tim SEA Games lebih memungkinkan. Kami sangat pentingkan prestasi atlet."

Yogi yang menggantikan Shalfa dikarenakan prestasi yang diraihnya. Yogi, atlet dari SKO Ragunan ini mendapatkan 1 perak dan 2 perunggu di kejurnas.

"Karena kami punya kesempatan untuk ganti long list karena melihat hasil kejurnas, itu kami lakukan. Perlu diketahui ada tiga proses sebelum atlet ditentukan gabung SEA Games 2019 yaitu kejurnas, promosi degradasi dan control training. Dari hasil control training yang dilakukan internal Perpani, hasil Shalfa turun cukup signifikan jadi 1,4. Itu cukup berpengaruh di senam," ujarnya.

 

 

Video

Tunggu Laporan

Perpani untuk saat ini tak mau mengambil keputusan siapa yang salah. Mereka bakal tetap menunggu laporan dari kedua pihak soal polemik ini.

"Kami dari PB tidak bisa menanggapi isu di media. Kami tidak tahu apakah tes itu dilakukan atau tidak. Kami juga tak mau mengganggu pelatih di Manila. Kami memilih prestasi berdasarkan prestasi, kami sudah sampaikan itu kepada CdM dan Kemenpora," ujar Ita.

"Tim akan kembali tanggal 5 Desember, sebelum kami mengontak orang tua, kami harus dengar dari pelatih dulu. Kami tak mau mengganggu, kami menghindari polemik, sudah cek internal, tapi nanti pada saatnya kami akan memperjelas."

Hal yang sama juga dikatakan Sesmenpora Gatot S Dewabroto. Menurut dia, pihak kemenpora akan menanti laporan lengkap dan kronologis dari kedua belah pihak soal hal ini.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya