5 Rivalitas Tersengit di MotoGP: Rossi Vs Biaggi Paling Ekstrem

Berikut persaingan sengit sesama pembalap top di lintasan MotoGP.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 18 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2020, 19:00 WIB
Valentino Rossi
Valentino Rossi saat masih muda dan kalahkan Max Biaggi (AFP)

Jakarta - Rivalitas di arena MotoGP 2019 bisa dikatakan tak berlangsung sengit. Jagoan asal Repsol Honda, Marc Marquez, begitu superior sehingga sulit disaingi rival-rival mereka. 

Marquez sudah menyegel gelar juara MotoGP 2019 di MotoGP Thailand, saat balapan masih tersisa empat seri. Baby Alien tercatat mengemas 12 kemenangan dan total 18 kali naik podium dalam semusim. 

Klasemen MotoGP 2019 menunjukkan Marquez juara dengan mengemas 420 poin. Peringkat kedua ditempati pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, dengan selisih poin sangat jauh, hanya meraih 269 poin dan dua kali naik podium utama. 

Tak ada pembalap yang benar-benar bisa menyaingi Marquez dengan ketat. Pembalap lainnya seperti Maverick Vinales, Valentino Rossi, hingga Fabio Quartararo hanya sekali-kali mengganggu, tapi tak pernah menjadi ancaman serius bagi Marquez.  

Namun, tak setiap musim MotoGP berjalan berat sebelah seperti itu. Sejarah mencatat persaingan sengit kerap tersaji di lintasan MotoGP.   

Berikut ini lima di antara rivalitas sengit yang pernah menghiasi lintasan MotoGP (kelas premier versi lama dan baru), seperti dilansir dari berbagai sumber. 

 

Wayne Rainey Vs Kevin Schwantz

Rivalitas sengit duo pebalap Amerika Serikat ini berawal saat bersaing di ajang AMA Superbike seri Amerika. Ternyata, rivalitas itu berlanjut saat keduanya bersaing dalam perebutan gelar juara dunia 500 cc pada akhir periode 1980-an.

Wayne Rainey dan Kevin Schwantz nyaris selalu saling meremehkan. Runcingnya hubungan itu tak pernah disembunyikan dari publik. Seluruh fans balap motor di dunia tahu permusuhan kedua pebalap ini. Mereka kerap bersenggolan di sirkuit demi meraih kemenangan.

Namun, semuanya berubah sejak karier Rainey berakhir pada 1993 karena mengalami kecelakaan di Sirkuit Misano, San Marino dan terluka parah. Rainey akhirnya lumpuh. Mengetahui sang seteru lumpuh, Schwantz sangat terpukul. Dia akhirnya menyadari pebalap bukanlah iron man yang tahan banting dan bisa celaka kapan pun. Kejadian itu berhasil mencairkan hubungan kedua pebalap. Schwantz dan Rainey akhirnya berteman baik.

 

Kenny Roberts Vs Barry Sheene

Duo pebalap Amerika Serikat, Kenny Roberts dan Brit Sheene, tak menyukai apa pun kecuali mengalahkan satu sama lain di lintasan balap. Rivalitas panas keduanya tercipta di arena kelas utama 500 cc di akhir periode 1970-an dan awal 1980-an.

Sheene sedang di puncak kejayaan dan berstatus juara dunia bertahan saat Robert menjalani debut di kelas 500 cc pada 1978.

Sejak itulah perseteruan keduanya di lintasan jadi tontonan yang selalu ditunggu-tunggu fans balap motor. Kehadiran Roberts berhasil mengguncang kenyamanan sang superstar, Sheene. Pada musim pertamanya, Roberts langsung berhasil mencuri mahkota juara dunia dan itu menjadi awal persaingan sengit mereka hingga awal 1980-an.

“Jika tak ada Barry (Sheene), saya mungkin tak mampu melakukan apa yang telah saya torehkan di balapan Grand Prix. Untuk memberikan yang terbaik, Anda harus balapan dengan seseorang yang sejajar. Bagi saya, Barry Sheene adalah orangnya,” kata Roberts saat Sheene meninggal akibat kanker pada Maret 2003.

 

Mick Doohan Vs Alex Criville

Mick Doohan vs Alex Criville
Persaingan panas Doohan vs Criville terjadi sepanjang periode 1994-1999. (motogp)

Rekan setim, tapi bukan teman yang saling membantu. Mereka malah lebih sering saling “menyikut” di lintasan sejak musim balapan 1994 hingga Doohan pensiun pada 1999 akibat kecelakaan parah di Sirkuit Jerez. Dengan mengendarai NSR 500, Doohan lima kali juara dunia beruntun pada 1994-1998 dan Criville lah yang selalu menempel ketat dirinya sepanjang periode tersebut.

Criville mulai bergabung ke Repsol Honda bersama Doohan pada 1994. Dua tahun berselang, rivalitas keduanya mencapai puncaknya.

“Musim 1996 adalah tahun ketika saya paling siap dalam berbagai aspek. Secara fisik dan mental saya sangat kuat dan motor lebih kompetitif dibandingkan musim-musim lain. Itu adalah masa ketika fans mulai terpisah ke grup Doohan atau Criville,” kata Criville, beberapa tahun kemudian.

Criville jadi juara dunia pada 1999. Dua tahun berselang dia pensiun dari dunia balap motor kelas utama tersebut. Doohan juga mengakui musim 1996 sebagai periode persaingan terpanasnya dengan Criville.

“Pada 1996 dia jelas menaikkan levelnya. Saya terpaksa menggunakan strategi yang berbeda. Dia mampu menekan saya dengan ketat. Dia sungguh pebalap yang pintar,” kata Doohan.

 

 

Valentino Rossi Vs Max Biaggi

Valentino Rossi punya beberapa pesaing sepanjang kariernya. Namun, rivalitasnya dengan sesama pebalap Italia, Max Biaggi, masih dianggap sebagai yang tersengit dan terbaik.

Biaggi merupakan pebalap Italia terbaik di Grand Prix 500 cc saat Rossi memulai kiprahnya di kelas utama tersebut pada tahun 2000. Sang senior sepertinya tak menyadari pebalap muda kharismatik yang baru datang ke kelas 500 cc itu punya bakat menjadi pemenang.

Salah satu insiden paling bersejarah dalam persaingan kedua Italiano tersebut adalah balapan di Suzuka pada 2001. Saat balapan baru dimulai, Rossi mencoba menyalip Biaggi di trek lurus. Dengan curang, Biaggi terus menghalangi dengan sikutnya, sehingga Rossi harus menghindar keluar trek.

Rossi terlihat berang. The Doctor akhirnya bisa menyalip Biaggi di akhir trek lurus tersebut. Tak lupa dia mengacungkan jari tengahnya kepada Biaggi. Rossi finis pertama dan Biaggi harus puas di urutan ketiga.

Mereka juga terlibat balapan sengit di Catalunya beberapa seri berselang, namun lagi-lagi Rossi yang jadi pemenang. Biaggi meninggalkan MotoGP pada akhir musim 2005 tanpa pernah mencicipi titel juara dunia. Ironisnya, saat itu Rossi baru saja menyegel gelar juara untuk kali kelima.

 

Valentino Rossi Vs Marc Marquez 

Valentino Rossi
Valentino Rossi belum melupakan insiden dengan Marc Marquez di MotoGP 2015. (AFP/Manan Vatsyayana)

Hubungan Valentino Rossi dan Marc Marquez mengalami pasang-surut. Semula semuanya berjalan baik-baik saja. Baby Alien bahkan berkali-kali mengaku mengidolakan Rossi. Ada sejumlah foto yang mendukung  pernyataannya itu, satu di antaranya kala Marquez yang masih bocah berfoto bersama Rossi. 

Namun, hubungan manis itu hancur di MotoGP Malaysia, 25 Oktober 2015. Percikan panas muncul saat jumpa pers beberapa hari sebelum lomba. Rossi terang-terangan menuding Marquez telah mempersulitnya pada balapan sepekan sebelumnya di Sirkuit Phillip Island, Australia. Dia menuduh Marquez sengaja menghalanginya untuk jadi juara dunia MotoGP 2015. 

Puncaknya, kedua pebalap terlibat clash di lap ketujuh saat balapan di Sirkuit Sepang. Marquez menuding The Doctor sengaja menendangnya. Rossi tentu saja membantah. Akibat insiden itu, Rossi kena tiga poin penalti dan harus start dari urutan paling belakang di MotoGP Valencia, 8 November 2015. 

Di balapam pamungkas itu, Rossi akhirnya hanya finis keempat dan gelar juara dunia yang sudah di depan mata melayang. Titel juara dunia menjadi milik pebalap Yamaha yang juga rekan setim Rossi, Jorge Lorenzo. Rossi tak terima. Dia kembali membuka konfrontasi dengan Marquez. Baby Alien disebutnya sengaja berperan sebagai bodyguard Lorenzo. Hubungan keduanya pun memanas dan hingga kini belum bertegur sapa.    

Sumber: Red Bull, MotoGP

Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya