Yamaha Tolak Ide MotoGP Hanya Satu Motor Per Pembalap

Ide ini menyeruak ke publik lewat pernyataan CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, dan General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna.

oleh Hendry Wibowo diperbarui 17 Apr 2020, 09:10 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 09:10 WIB
Valentino Rossi
Valentino Rossi (GIUSEPPE CACACE / AFP)

Jakarta- Direktur Tim Monster Energy Yamaha MotoGP, Massimo Meregalli, berseberangan dengan beberapa pabrikan yang menggagas aturan penggunaan satu motor per rider agar bisa menekan biaya balap, mengingat pandemi virus corona (Covid-19) dapat menghadirkan krisis finansial bagi seluruh peserta.

Ide ini menyeruak ke publik lewat pernyataan CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, dan General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna. Keduanya yakin aturan satu motor per pebalap seperti WorldSBK bakal mereduksi biaya balap MotoGP dan takkan mengurangi ketatnya persaingan.

Meregalli menyebut gagasan tersebut cukup masuk akal, namun takkan ada gunanya dilakukan karena semua motor MotoGP 2020 sudah siap digunakan di bawah aturan dua motor per pebalap seperti biasa. Menurutnya, ide itu juga bisa merugikan investasi pabrikan.

"Secara pribadi, saya menolaknya, karena motor-motor yang ada sudah siap. Memang benar langkah itu bisa membantu Anda berhemat lewat sparepart, tapi jika membicarakan investasi, saya rasa ini akan jadi masalah ketimbang manfaat," ujar Meregalli via Motorsport.com.

Cara Lain untuk Hemat

Valentino Rossi, MotoGP Prancis
Aksi pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, di Sirkuit Le Mans, Prancis, Sabtu (18/5/2019). (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER)

Menurut Meregalli, pengurangan biaya balap bisa dilakukan lewat ide lain, salah satunya mengurangi staf tim. Selain itu, MotoGP juga sudah membekukan pengembangan motor sampai 2021, dan dipastikan takkan menggelar balapan 2020 dengan jumlah awal.

"Jelas takkan ada 19 balapan tahun ini, jadi itu saja sudah cukup untuk berhemat. Anda juga bisa pakai ide untuk pergi ke trek dengan lebih sedikit staf. Tapi saya tak suka ide pakai satu motor seperti kelas-kelas lain (Moto2 dan Moto3)," ungkapnya.

Pria asal Italia ini juga yakin bahwa aturan satu motor per pebalap akan sangat merepotkan tim dan pebalap jika mengalami kecelakaan pada salah satu sesi, karena untuk memperbaikinya butuh waktu yang tak singkat.

"Dengan pakai satu motor, kehilangan satu sesi atau tertinggal pada akhir sesi akibat kecelakaan bakal berdampak besar pada sesi teknis dan juga pertunjukan," pungkas Meregalli.

Opini senada pun dilontarkan bos Red Bull KTM Tech 3 sekaligus Presiden IRTA, Herve Poncharal, yang meyakini aturan satu motor per pebalap bakal merumitkan balapan flag-to-flag akibat cuaca yang berubah-ubah.

Sumber asli: Motorsport.com

Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, Published 16/4/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya