Liputan6.com, Jakarta Seiko Hashimoto akhirnya terpilih sebagai ketua panitia lokal Olimpiade Tokyo 2020. Mantan atlet yang telah tampil di tujuh medali Olimpiade itu dianggkat menggantikan posisi Yoshiro Mori (83).
Mori lengser setelah menuai kecaman berbagai pihak akibat ucapannya yang dianggap merendahkan kaum wanita. Akibat kejadian tersebut, sejumlah relawan memilih mundur sebagai bentuk protes.
Seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), Mori yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Jepang, mundur pekan lalu. Mori mengumumkan keputusan ini tak lama setelah menyerahkan pengunduran dirinya sebagai salah satu menteri dalam kabinet Pedana Menteri, Yoshihide Suga.
Advertisement
"Saya, Seiko Hashimoto telah dipilih sebagai ketua Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020," kata Hashimoto. "Saat saya mengambil tanggung jawab yang begitu besar, saya perlu menguatkan diri."
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Tidak Mudah
Tugas Hashimoto memang tidak mudah. Wanita berusia 56 tahun itu harus berpacu dengan waktu dalam menyiapkan Olimpiade Tokyo 2020 yang sudah ditunda setahun akibat pandemi COVID-19.
Hashimoto hanya memiliki waktu beberapa bulan lagi. Selain persiapan teknis, tugas yang tak kalah berat tentu saja meyakinkan publik akan keamanan Olimpiade di tengah pandemi yang belum usai.
Advertisement
Lekat dengan Olimpiade
Hashimoto lahir sehari sebelum Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas pada tahun 1964 lalu. Nama Seiko Hashimoto ternyata diambil dari karakter China yang dipakai sebagai obor Olimpiade.
Hashimoto kemudian tumbuh sebagai atlet berprestasi dan ambil bagian sebagai atlet speed skater di ajang Olimpiade musim dingin dan tiga Olimpiade musim panas sebagai pembalap sepeda.
Kiprah Hashimoto sangat fenomenal. Dia menjadi wanita Jepang paling sering tampil di Olimpiade. Medali tertinggi yang diraihnya adalah perunggu pada speed skating Olimpiade Musim Dingin Albertville 1992.
Karier di Luar Atlet
Setelah pensiun, Hashimoto terjun ke dunia politik. Pada usia 56 tahun, Hashimoto dia menjadi salah satu sosok penting di kementerian Olimpiade. Dia juga sempat menjabat sebagai menteri pemberdayaan perempuan sejak tahun 2019 sebelum memutuskan mengundurkan diri kemarin.
Advertisement