Insiden All England 2021, Presiden BWF Minta Maaf ke Jokowi dan Indonesia

Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen melayangkan permintaan maaf kepada Presiden RI Joko Widodo atas perlakuan tidak mengenakkan yang diterima Tim Indonesia pada All England.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 22 Mar 2021, 20:36 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 19:23 WIB
Jaga Semangat Olahraga, Menpora Ajak Generasi Muda Ikutan Senam Sundul Langit
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan permintaan maaf BWF atas insiden di All England 2021.

Liputan6.com, Tangerang - Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen melayangkan permintaan maaf kepada Presiden RI Joko Widodo atas perlakuan tidak mengenakkan yang diterima Tim Indonesia pada All England 2021.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengungkapkan hal itu sebelum menyambut kedatangan Anthony Ginting dan kawan-kawan di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (22/3/2021).

"Presiden BWF meminta maaf kepada Presiden, kepada Menteri Luar Negeri, kepada kami, PBSI, serta stake holder bulu tangkis yang ada di Tanah Air," kata Menpora.

"Dia juga mengakui Indonesia merupakan satu negara besar untuk bulu tangkis yang jadi ikon kebanggaan kita di pentas dunia."

"Di tengah pandemi Covid-19, BWF mengakui Ke depan harus lebih dalam mempersiapkan diri. Kejadian di All England 2021 jadi pelajaran yang berharga dan tidak terulang di akan datang," jelasnya.

Saksikan Video Berikut Ini

Pengalaman Buruk

Bulu Tangkis
(ilustrasi)

Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021 karena protokol kesehatan setempat. Otoritas kesehatan Inggris (NHS) menemukan Tim Indonesia satu pesawat dengan orang yang terpapar Covid-19 dalam perjalanan ke Birmingham.

Akibatnya, kemenangan Jonathan Christie, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang dipetik di babak pertama menjadi sia-sia. Sementara empat wakil lain, termasuk juara bertahan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, belum bertanding.

Sesuai peraturan, rombongan Indonesia semestinya harus menjalani karantina mandiri di Inggris selama 10 hari sejak kedatangan pada 13 Maret. Namun, berkat diplomasi Duta Besar Desra Percaya, tim bisa pulang 21 Maret.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya