Liputan6.com, Jakarta Indonesia harus puas menempati posisi ke-55 di Olimpiade Tokyo 2020 yang baru saja berakhir, Minggu (8/8/2021) kemarin. Indonesia mengoleksi satu emas, satu perak dan tiga perunggu.
Prestasi ini membuat Indonesia kembali harus gagal memimpin Asia Tenggara di klasemen Olimpiade. Ini sudah terjadi sejak Olimpiade Athena 2004.
Baca Juga
Harapan mampu memenuhi target peringkat 40 besar Olimpiade Tokyo sempat melambung ketika keberhasilan Gresyia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas bulu tangkis ganda putri. Posisi Indonesia sempat naik ke peringkat ke-35 pada Senin (2/8/2021) lalu.
Advertisement
Namun emas dari Greysia/Apriyani jadi penutup perjuangan Indonesia. Soalnya,seperti dilansir antara, Indonesia hanya menambah satu perunggu lewat Anthony Ginting di nomor tunggal putra Badminton Olimpiade Tokyo 2020.
Raihan itu belakangan disalip oleh negara tetangga, Filipina, menyusul tambahan satu medali perak dari petinjunya, Carlo Paalam, di kelas terbang (48-52kg) putra pada Sabtu (7/8/2021). Filipina menjadi wakil Asia Tenggara terbaik di Olimpiade Tokyo, menempati posisi ke-50 klasemen akhir perolehan medali dengan satu emas, dua perak dan satu perunggu.
Indonesia terakhir kali menjadi pemimpin di klasemen Asia Tenggara di Olimpiade Sydney 2000 lalu. Saat itu, Indonesia menempati posisi ke-38 dengan raihan satu emas, tiga perak, dan dua perunggu. Indonesia berada di atas Thailand yang finis di urutan ke-47 dan Vietnam di peringkat ke-64.
Â
Filipina pesaing anyar
Â
Di Asia Tenggara, Thailand kerap menjadi pesaing utama Indonesia dalam keikutsertaan di ajang multievent seperti SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade.
Setelah mengungguli Thailand di Olimpiade Sydney 2000, Indonesia kemudian harus melewati setidaknya empat edisi berikutnya berada di bawah Negeri Gajah Putih.
Di Olimpiade Athena 2004, Indonesia berada di posisi ke-48 dengan satu emas, satu perak dan dua perunggu di bawah Thailand yang kala itu menempati urutan ke-25 dengan tiga emas, satu perak dan empat perunggu.
Kemudian di Olimpiade Beijing 2008, Indonesia yang meraih satu emas, satu perak dan empat perunggu berada di urutan ke-40, di bawah Thailand yang menempati posisi ke-31 dengan dua emas, dua perak dan dua perunggu.
Â
Advertisement
Tanpa Emas
Â
Empat tahun berselang, di Olimpiade London 2012, negara-negara Asia Tenggara terlempar dari 50 besar setelah tak satu pun mampu meraih medali emas, termasuk tradisi emas Indonesia yang berlangsung sejak Barcelona 1992 berakhir begitu saja. Thailand yang mengumpulkan dua perak dan dua perunggu berakhir di urutan ke-59, satu strip persis di atas Indonesia yang hanya mendapat dua perak dan satu perunggu.
Keunggulan Thailand berlanjut di Rio de Janeiro 2016, saat mereka meraih dua medali emas, dua perak dan dua perunggu untuk menempati peringkat ke-35, unggul jauh dari Indonesia di urutan ke-46 dengan satu emas dan dua perak.
Di Tokyo, seperti dilansir antara, Indonesia mampu menyalip Thailand, yang berakhir di urutan ke-59 klasemen perolehan medali. Secara total, Indonesia masih dua besar di perolehan medali se Asia Tenggara.
Indonesia sudah meraih delapan emas, 14 perak dan 15 perunggu, bersama Thailand (10 emas, delapan perak dan 17 perunggu). Kini, Indonesia punya saingan baru yaitu Filipina.