Menpora Amali Tak Ingin Cabor Angkat Besi Dicoret dari Olimpiade Los Angeles 2028

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali tak ingin angkat besi dicoret dari Olimpiade Los Angeles 2021, karena merupakan salah satu cabor unggulan penyumbang medali bagi Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2021, 20:30 WIB
Foto Terbaik Olimpiade Tokyo 2020 Hari ini
Eko Yuli Irawan berlomba di cabang olahraga angkat besi 61kg putra Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Minggu (25/7/2021). (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Zainudin Amali menyatakan pihaknya tak ingin angkat besi dicoret dari daftar cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028.

Hal ini menyusul telah dimasukkannya cabor angkat besi ke dalam lampiran Perpres No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Lebih lanjut, angkat besi juga merupakan salah satu cabor unggulan Indonesia yang banyak menyumbangkan medali di Olimpiade.

“Tentu kita punya kepentingan terhadap hal ini karena cabor angkat besi sudah masuk dalam lampiran Perpres No. 86 tentang Desain Besar Olahraga Nasional dan menjadi cabor unggulan kita,” ujar Menpora dalam konferensi pers virtual pada Senin (13/12/2021).

Pihaknya menyebut bahwa rencana pencoretan angkat besi Olimpiade belum dapat dipastikan. Meski demikian, Menpora Amali tetap ingin mengambil langkah antisipasi dengan memfasilitas Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) dan NOC Indonesia untuk melakukan upaya diplomasi guna mencegah terjadinya hal ini.

“Kami sampaikan bahwa kami tidak akan membiarkan PABSI berjuang sendiri ke IOC, tetapi juga bersama-sama (didampingi oleh) NOC. Pemerintah tentu memberi dukungan dan memfasilitasi, karena pemerintah tidak bisa ikut campur, tidak bisa masuk terlalu dalam,” kata Menpora.

Cabang Olahraga Lain

Tato Dianggap Taboo di Tokyo, Tapi Ramai di Olimpade 2020
Petinju Maroko Abdelhaq Nadir (kanan) saat pertandingan tinju ringan 63kg putra Olimpiade Tokyo 2020, di Tokyo pada 25 Juli 2021. (AP/Frank Franklin II)

Selain angkat besi, cabang olahraga tinju dan pentathlon juga rencananya akan dihapus dari penyelenggaraan Olimpiade Los Angeles 2028. Pasalnya, cabor-cabor tersebut dinilai rawan menjadi sarang penggunaan doping.

Sebagai gantinya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) disebut bakal memasukkan cabang olahraga baru, yakni surfing, skateboard, dan panjat tebing.

Wakil Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono tak menyangkal potensi adanya kasus doping di tiga cabor yang dimaksud. Namun, bukan berarti cabor-cabor ini telah menjadi sarang pertumbuhan doping hingga harus dicoret dari Olimpiade.

“Apa benar ini (kasus doping di ketiga cabor) terjadi? Mungkin benar, tetapi apakah ini sudah menjadi suatu penyakit sehingga harus diganti? Ini yang harus kita pertimbangkan,” ujar Djoko dalam kesempatan yang sama.

Memerangi Doping

Foto: Windy Cantika Aisah Persembahkan Emas Angkat Besi Untuk Jawa Barat di PON Papua 2021
Lifter putri Jawa Barat, Windy Cantika Aisah, saat beraksi pada nomor 49 kg di PON XX Papua di Auditorium Universitas Cendrawasih Jayapura, Rabu (6/10/2021). Windy meraih medali emas dengan total angkatan 192kg. (Foto: PB PON XX PAPUA/Dadang Tri)

Menurut Djoko, masalah doping memang telah menjadi kekhawatiran dunia, khususnya di bidang olahraga. Akan tetapi, perlu disadari bahwa IWF selaku induk organisasi internasional olahraga angkat besi juga telah melakukan upaya maksimal demi memerangi doping.

Oleh karena itu, Djoko berharap rencana penghapusan cabang olahraga angkat besi dapat dipikirkan kembali oleh IOC. Ia pun menyebut pihaknya bersama NOC akan mengadakan diplomasi guna mengingatkan IOC terkait rencana ini.

“PABSI tidak berdiri sendiri dalam berjuang atau mengadakan diplomasi internasional untuk mengingatkan IOC bahwa keputusan ini (perlu) dipertimbangkan kembali.”

“Apakah sudah demikian fatal atau jeleknya angkat besi itu, sehingga harus dihilangkan dari cabang Olimpiade? Ini harus kita pikirkan bersama. Memang ini belum diketok palu, tetapi kita harus mewaspadai bahwa ini tidak boleh terjadi,” pungkasnya.

 

Penulis: Melinda Indrasari 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya