Liputan6.com, Jakarta - Pebulu tangkis Indonesia berkesempatan untuk mencoba lapangan pertandingan Jerman Terbuka 2022 di Westenergie Sporthalle, Mulheim an der Ruhr, Senin, 7 Maret. Tes lapangan berlangsung hanya 60 menit.
Menurut Fajar Alfian, singkatnya waktu tidak cukup memaksimalkan adaptasi. "Adaptasi di main hall seperti biasa, kita mencoba lapangan bertanding dengan melihat silau atau tidak, dan melihat arah angin untuk laju shuttlecock," kata pebulu tangkis ganda putra itu seperti dalam rilis PBSI yang diterima liputan6.com.
"Waktunya memang singkat, kalau saya rasa kurang ya. Harusnya minimal ada dua kali latihan di sini. Tapi, semua negara juga sama, hanya satu kali. Jadi kita memang harus coba maksimalkan," tambah Fajar.
Advertisement
Fajar yang hari ini genap berusia 27 tahun berharap bisa menyabet gelar juara Jerman Terbuka. Pesta perayaan kecil dari tim menjadi tambahan motivasi baginya.
"Alhamdulillah senang dapat surprise dari teman-teman, sederhana tapi berkesan. Semoga bisa menjadi motivasi lebih untuk juara," ucap atlet kelahiran 7 Maret 1995 itu.
Â
Â
Harus cepat Adaptasi
Anthony Sinisuka Ginting menjadikan tes lapangan sebagai bentuk adaptasi menjelang laga perdana. Menurut tunggal putra peringkat lima dunia ini, kondisi lampu dan shuttlecock yang lambat harus cepat diantisipasi.
"Kendala sih tadi tidak ada, cuma kondisi lampu agak silau dan bola agak sedikit lambat. Tapi, sebenarnya ini tipikal bola kalau di turnamen Eropa," papar Ginting.
"Puji Tuhan persiapan buat besok main semuanya berjalan dengan lancar. Semoga di match pertama bisa langsung in permainannya," harapnya.
Advertisement
Cuaca
Selain kondisi lapangan, udara dingin yang rata-rata menyentuh 8-10° celcius juga menjadi hal yang harus diperhatikan. "Udara dingin kalau untuk persiapan main sih ya paling pemanasannya lebih banyak lagi saja. Sebelum dan sesudah main atau latihan juga lebih banyak stretching," pungkas Ginting.