Bola Ganjil: Kurang Pintar Geografi, Suporter Datangi Desa Bernama Wales

Loyalitas suporter sepak bola tidak perlu diragukan. Puluhan ribu kilometer rela ditempuh untuk mendukung tim kesayangan.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Feb 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 00:30 WIB
Tersesat - Vania
Ilustrasi Tersesat/https://unsplash.com/Aron Visuals

Liputan6.com, Jakarta - Loyalitas suporter sepak bola tidak perlu diragukan. Puluhan ribu kilometer rela ditempuh untuk mendukung tim kesayangan.

Sayang maksud itu tidak melulu tercapai. Fans sepak bola tidak selalu pintar geografi. Ada saja cerita kesalahan mereka dalam hal navigasi.

Belgia dijadwalkan bertemu Wales pada kualifikasi Piala Eropa 2016. Sekelompok suporter Kevin De Bruyne dan kawan-kawan pun mengetik 'Wales' di lokasi tujuan menggunakan satelit.

Yang ada mereka tiba di desa bernama Wales dekat Rotherham, sekitar 320 kilometer dari Cardiff City Stadium, lokasi pertandingan digelar. Beruntung grup ini masih punya waktu untuk datang ke lokasi sebenarnya.

Ada lagi cerita tentang penggemar Honduras. Mereka terbang ke Kanada untuk mendukung tim nasional pada perjuangan menuju Piala Dunia 1986.

Pertandingan ini berlangsung di St John, ibu kota Provinsi Newfoundland. Namun, para suporter memesan tiket ke Saint John, kota dengan nama sama tapi ejaan berbeda, di New Brunswick.

Sempat mencoba pergi ke lokasi yang tepat tapi akhirnya gagal, beruntung mereka bertemu pemilik pub setempat. Dia mengatur tempat di kedai miliknya agar pendukung Honduras bisa menyaksikan laga melalui televisi.

 

Linglung Lokasi

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Ada juga kesalahan dari pendukung Bosnia-Herzegovina. Pada 2013, negara pecahan Yugoslavia itu di ambang sejarah lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali.

Haris Tresnjo dan teman-temannya tidak ingin melewatkan momen sekali seumur hidup ini. Mereka pun memutuskan berangkat mendukung Edin Dzeko dan kawan-kawan pada laga pamungkas kualifikasi.

Entah linglung atau bagaimana, kelompok ini memutuskan pergi ke Latvia. Padahal Bosnia-Herzegovina sudah melakoni laga tandang kontra Latvia beberapa bulan sebelumnya.

"Seorang pemuda menjelaskan kami berada di negara yang salah. Laga ternyata berlangsung di Lithuania, bukan Latvia," kata Tresnjo, dilansir Guardian.

"Kami berkeliling sejenak di ibu kota untuk memastikan. Jelas saya akan ingat kebodohan ini di sisa hidup saya," sambungnya.

Ada akhir bahagia dari cerita ini. Tresnjo dan rekan-rekannya menemukan cafe yang menyiarkan langsung pertandingan. Bosnia-Herzegovina pun memetik hasil yang dibutuhkan, kemenangan 1-0, untuk tampil pada turnamen utama di Brasil.

 

Kemiripan Nama Tujuan

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Masih banyak kisah suporter kesasar lainnya. Beberapa suporter Liverpool blunder pergi ke Ghent, seharusnya Genk, di Belgia pada 2019. Di tahun yang sama, pendukung Benfica menyambangi Frankfurt untuk pertandingan di Liga Europa. Masalahnya, mereka datang ke Frankfurt yang salah. Ada empat nama kota Frankfurt di Jerman.

Sementara pada Piala Eropa 2020, fans Prancis terbang ke Bucharest (Rumania) meski laga berlangsung di Budapest (Hungaria). Dua kota itu berjarak lebih dari 800 km.

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya