Liputan6.com, Jakarta - Manchester City mengukuhkan diri sebagai kekuatan dominan Inggris. Meski sempat diancam Liverpool hingga Arsenal, The Citizens mampu menancapkan dominasi dengan torehan gelar.
Titel 2022/2023 merupakan gelar keenam mereka dalam tujuh musim terakhir Liga Inggris. Dengan berjaya dalam tiga edisi terbaru, Man City mengikuti jejak rival sekota Manchester United (2007-2009) sebagai klub yang membukukan hattrick juara.
"Memenangkan trofi ini tiga kali berturut-turut sungguh luar biasa. Liga Premier tidak diragukan lagi adalah kompetisi yang paling menuntut dan kompetitif di dunia. Sehingga semua tahu makna dari capaian ini," kata gelandang Man City Ilkay Gundogan, dilansir situs resmi klub.
Advertisement
Namun, di balik kegemilangan tersebut, sejarah kelam tetap mengiringi perjalanan Manchester City. Mereka tercatat sebagai salah satu penguasa yang terdegradasi pada musim berikutnya.
The Citizens merasakannya pada 1937/1938. Mereka berada di peringkat 21 dari 22 tim yang berkompetisi hingga turun kasta bersama posisi buncit West Bromwich Albion.
Paling Tajam, tapi Tetap Turun Kasta
Musim itu, Man City sebenarnya tampil produktif dengan mencetak 80 gol dalam 42 pertandingan. Tidak ada tim yang mampu mengalahkan mereka pada kategori tersebut.
Masalahnya, The Citizens juga kebobolan 77 gol. Hanya meraih 14 kemenangan, Man City berada dua poin di bawah zona aman.
Mereka pun terjatuh setelah berkuasa setahun sebelumnya. Man City menduduki takhta Inggris dengan keunggulan tiga angka atas pesaing terdekat Charlton Athletic.
Advertisement
2 Klub Indonesia Juga Bernasib Sama
Man City bukan satu-satunya klub dengan noda tersebut. FC Nurnberg memenangkan Bundesliga Jerman pada 1967/1968. Mereka kemudian hanya satu setrip di atas dasar klasemen pada musim berikutnya sehingga tergusur dari level tertinggi sistem kompetisi.
Fenomena serupa terjadi di berbagai penjuru dunia. Herfolge BK (Denmark), Fluminense (Brasil), PSIS Semarang (Indonesia), dan Petrokimia Putra (Indonesia) adalah beberapa nama yang turun kasta usai menguasai liga musim sebelumnya.
AC Milan dan Juventus juga bernasib sama. Namun, kedua wakil Italia ini tersandung akibat terlibat skandal.