Ilmuwan Jepang Temukan Jejak Planet Mirip Bumi di Sabuk Kuiper, Tanda Planet Kesembilan?

Para peneliti Jepang dalam studi barunya, mengusulkan kemungkinan adanya planet lain yang tersembunyi di Sabuk Kuiper-cincin berbentuk donat yang membentang tepat di luar orbit Neptunus. Terletak lebih dekat dari Planet Kesembilan, di sekitar benda-benda yang berada di luar orbit Neptunus.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 15 Mar 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 01:00 WIB
Sabuk Kuiper yang berada di dekat orbit Neptunus (Foto: NASA).
Sabuk Kuiper yang berada di dekat orbit Neptunus (Foto: NASA).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan terus melakukan eksplorasi luar angkasa untuk mempelajari benda-benda langit seperti bintang, planet, galaksi, dan fenomena kosmik lainnya. Eksplorasi luar angkasa juga memungkinkan manusia untuk mencari planet layak huni selain bumi.

Pada 2023 lalu, para astronom Jepang menemukan planet yang mirip bumi di dalam tata surya kita. Melansir laman Space pada Jumat (14/03/2024), studi ini menggunakan Observatorium Astronomi Nasional Jepang di Tokyo.

Para peneliti Jepang dalam studi barunya, mengusulkan kemungkinan adanya planet lain yang tersembunyi di Sabuk Kuiper-cincin berbentuk donat yang membentang tepat di luar orbit Neptunus. Terletak lebih dekat dari Planet Kesembilan, di sekitar benda-benda yang berada di luar orbit Neptunus.

Ilmuwan meyakini, Planet Sabuk Kuiper ini berada sekitar 500 unit astronomi (AU) dari matahari. Jarak ini setara dengan 500 kali jarak antara bumi dan matahari, dan lebih dekat daripada planet kesembilan.

Menurut para peneliti, Planet Sabuk Kuiper bisa mencapai tiga kali lipat ukuran bumi. Namun, suhunya cenderung terlalu dingin untuk mendukung kehidupan.

Diketahui bahwa Sabuk Kuiper berisi jutaan objek es yang disebut sebagai objek trans-Neptunus (TNO) karena mereka berada di luar Neptunus. Astronom meyakini bahwa TNO adalah sisa-sisa dari proses pembentukan tata surya.

Mereka terdiri dari campuran batuan, karbon amorf, dan es yang mudah menguap seperti air dan metana. Planet ini ditemukan setelah tim peneliti mengamati bahwa sejumlah objek di Sabuk Kuiper ini terpengaruh secara gravitasi oleh sesuatu yang lebih besar di sekitarnya.

Hal ini mengakibatkan mereka memiliki "orbit yang tidak biasa." Selain itu, dalam sabuk ini terdapat sejumlah objek yang memiliki kemiringan orbit yang tinggi, yang berarti orbit mereka sangat cenderung saat mengorbit matahari.

Hasil simulasi komputer menunjukkan bahwa Planet Sabuk Kuiper yang dihipotesiskan dapat bertanggung jawab atas fenomena ini. Walaupun banyak penelitian global yang tertarik pada kemungkinan adanya planet mirip dengan bumi, teori ini juga menimbulkan perdebatan.

Pada 2021, sebuah penelitian independen sebenarnya menyatakan, data yang digunakan oleh tim yang menerbitkan makalah pertama tentang Planet Kesembilan dianggap tidak adil. Mereka menyimpulkan, kemungkinan adanya planet seperti itu sangat kecil.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya