Liputan6.com, Jakarta - Perpindahan pembalap jadi bumbu ekstra pada persaingan MotoGP. Baru-baru ini sudah muncul berita yang menggegerkan dengan hengkangnya Alex Rins dari Honda.Â
Tidak mau terus jadi anak tiri di tim satelit LCR, sosok asal Spanyol tersebut menerima pinangan Yamaha yang menawarkan kursi di tim pabrikan.
Baca Juga
Alex Rins nantinya akan bersanding bersama juara dunia 2021 Fabio Quartararo dalam usaha mengembalikan kejayaan Tiga Garpu Tala.
Advertisement
Sosok lain pernah melakukan hal serupa beberapa dekade sebelumnya. Valentino Rossi membuat dunia tercengang ketika meninggalkan Honda ke Yamaha pada 2004. Padahal dia menjadi juara dunia tiga kali bersama mereka.
Nyatanya Rossi tidak salah mengambil keputusan. Dia mengembalikan masa kejayaan Yamaha dan merebut empat titel juara dunia lagi.
Kepindahan Rins dan Rossi mungkin mengejutkan. Tapi, kisah mereka tetap tidak ada apa-apanya dibandingkan perjalanan Ernst Degner pada 1961.
Ernst Degner Kibarkan Bendera MZ
Ayah Degner meninggal sebelum Perang Dunia II selesai. Degner, bersama kakak perempuan dan ibu, lalu meninggalkan rumah mereka di Gliwice, Polandia, untuk menghindari Tentara Merah Uni Soviet. Mereka akhirnya terdampar di Luckau, Jerman Timur, di akhir perang.
Â
Degner besar di bawah kontrol pemerintahan komunis. Dia berkembang sebagai siswa teknik dan menunjukkan bakat pada otomotif.
Talentanya berbuah sejumlah gelar nasional. Namanya pun masuk radar pabrikan kebanggaan Jerman Timur MZ, yang membberinya tiket menuju Kejuaraan Dunia pada 1956.
Kinerja Degner tidak sembarangan. Degner menduduki peringkat tiga klasemen akhir 125cc musim 1960.
Setahun berselang, dia terus berkibar dan memimpin klasemen dengan kompetisi menyisakan dua seri. Degner mampu memaksimalkan MZ yang memiliki spesifikasi 2-tak untuk mengungguli Tom Phillis yang mengendarai 4-tak Honda.
Kualitas Degner menarik minat Suzuki. Dia diplot sebagai ujung tombak pabrikan agar mampu bersaing pada musim berikutnya. Minat tersebut tidak bertepuk sebelah tangan. Degner ingin merasakan kebebasan dari Jerman Timur.
Advertisement
Eksekusi Rencana Melarikan Diri
Namun, kepindahannya tidak akan mudah. Degner diikuti polisi rahasia Stasi di setiap sirkuit agar selalu pulang ke kampung halaman.
Bak film spionase, rencana matang pun disusun. Ketika dalam perjalanan menuju Swedia untuk balapan, seorang teman menyelundupkan istri dan anak Degner di bagasi melalui Tembok Berlin menyeberang Jerman Barat.
Setelah tahu keluarganya aman, Degner sukses mengecoh Stasi dengan melarikan diri menggunakan kendaraan roda empat ke Denmark. Dia lalu menyeberang ke Jerman Barat memakai ferry dan bertemu kembali keluarga.
Dengan membelot ke Barat, Degner turut membawa teknologi MZ dan rahasia-rahasia mesin lainnya untuk dibagi ke Suzuki. Keduanya lalu berkolaborasi dan membuahkan gelar juara dunia 50cc di musim berikutnya.