Liputan6.com, Jakarta - Laporan keuangan terbaru Manchester United mengungkap fakta mengejutkan. Klub harus merogoh kocek dalam-dalam hingga 14,5 juta poundsterling sebagai kompensasi untuk mantan pelatih Erik ten Hag, jajaran stafnya, dan mantan direktur olahraga Dan Ashworth.
Nasib Ten Hag sebenarnya sudah di ujung tanduk musim lalu. Namun, prestasi gemilangnya membawa tim menjuarai Piala FA sekaligus mengamankan tiket Liga Europa berhasil menyelamatkan posisinya.
Advertisement
Baca Juga
Ironisnya, pelatih asal Belanda tersebut akhirnya tetap diberhentikan pada Oktober lalu. Tak lama berselang, Ashworth pun bernasib serupa pada Desember, meski baru bergabung dalam program restrukturisasi klub di musim panas.
Advertisement
Detail mengejutkan kini terungkap dalam laporan fiskal kuartal kedua yang diserahkan ke Bursa Efek New York beberapa hari lalu. Dalam dokumen tersebut, biaya kompensasi fantastis ini dikategorikan sebagai 'Pengeluaran Luar Biasa'.
"Pengeluaran luar biasa kuartal ini mencapai 14,5 juta poundsterling yang mencakup kompensasi untuk kepergian mantan manajer tim utama pria Erik ten Hag serta berbagai anggota staf sepak bola," demikian pernyataan resmi klub.
Manchester United Kehilangan Pendapatan
Di sisi lain, pukulan telak menghantam pendapatan Manchester United dengan penurunan drastis 42,1 persen dari sektor penyiaran, dampak langsung dari absennya klub di kompetisi prestisius Liga Champions. Situasi ini berpotensi berlanjut musim depan, kecuali Setan Merah mampu menjuarai Liga Europa 2024/2025.
Menanggapi situasi tersebut, CEO Manchester United Omar Berrada, memberikan pernyataan optimistis. "Kami menyadari sepenuhnya tantangan untuk meningkatkan performa tim putra. Seluruh elemen klub bekerja keras secara kolektif untuk mencapai target tersebut. Di sisi positif, kami telah melaju ke fase gugur Liga Europa dan babak kelima Piala FA," katanya.
Berrada juga menyoroti prestasi membanggakan dari sektor tim putri yang kini menduduki peringkat kedua liga dan berhasil menembus perempat final Piala FA.
Selain kinerja di lapangan, fokus klub juga teralihkan ke infrastruktur. Proyek renovasi Kompleks Pelatihan Carrington terus berjalan sesuai jadwal. Yang lebih menarik, rencana pengembangan Old Trafford kini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Inggris.
"Program regenerasi ini merupakan hasil kerja keras Gugus Tugas Regenerasi Old Trafford. Kami optimis proyek ini akan memberikan dampak ekonomi signifikan bagi kawasan sekitar stadion di masa mendatang," tambah Berrada.
Advertisement
Skuad Manchester United Juga Perlu Dirombak
Ruben Amorim, pelatih anyar Manchester United, dengan tegas mengakui realita pahit yang dihadapi klubnya. Setan Merah harus melepas sejumlah pemain sebelum bisa mendatangkan wajah baru pada bursa transfer musim panas mendatang.
Meski berhasil mendatangkan dua talenta muda pada Januari yaitu Patrick Dorgu dan Ayden Heaven, klub memilih untuk tidak memperkuat lini serang telah melepas Antony dan Marcus Rashford dengan status pinjaman.
Musim panas 2025 diprediksi akan menjadi saksi perombakan besar-besaran di Old Trafford. Trio senior Victor Lindelof, Christian Eriksen, dan Jonny Evans akan meninggalkan klub dengan status bebas transfer. Sementara nama-nama besar seperti Casemiro, Rashford, Antony, dan Rasmus Hojlund masuk dalam daftar pemain yang berpotensi dijual.
Yang lebih mengejutkan, regulasi terkait profit dan sustainabilitas finansial klub membuat tawaran untuk dua permata muda Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho juga akan dipertimbangkan MU.
Suporter Manchester United Resah
Para pendukung setia Manchester United akhirnya angkat bicara menghadapi situasi ini. Sebab, meski memiliki salah satu pendapatan tertinggi di dunia sepak bola, klub tengah menghadapi badai finansial yang mengkhawatirkan.
Beban utang menjadi momok menakutkan dengan bunga mencapai 19 juta poundsterling dalam enam bulan. Ditambah kompensasi 14,5 juta poundsterling untuk pergantian pelatih dan direktur, serta catatan buruk transfer pemain selama satu dekade terakhir, kelompok suporter Setan Merah resah karena pemilik juga berencana menaikkan harga tiket demi mengurangi beban keuangan..
"Kenaikan harga tiket 66 poundsterling yang hanya menghasilkan kurang dari 2 juta poundsterling tentu bukan solusi," tegas juru bicara Manchester United Supporters Trust. "Menaikkan harga tiket justru akan kontraproduktif, merusak hubungan dengan suporter dan berpotensi memperburuk performa tim."
Pernyataan keras pun dilontarkan dengan menyatakan bahwa pendukung setia tidak seharusnya menanggung beban dari kesalahan manajemen dan utang yang mencekik.
Advertisement
