Mantan ratu bulutangkis Indonesia, Susi Susanti, menyatakan kecewa bila Tim Uber Indonesia absen pada ajang Piala Thomas-Uber yang berlangsung di India, 2014 mendatang. Sebelumnya, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky melontarkan wacana tidak akan mengirim Tim Uber ke ajang tersebut untuk tahun depan. Alasannya, peraih emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Subagja itu tidak ingin Tim Uber hanya menjadi penggembira saja.
"Lucu saja kalau Tim Uber tidak dikirim. Seharusnya kita bisa berpikir panjang karena ini membawa nama negera. Apalagi, bulu tangkis adalah ikon Indonesia. Apa itu menjadi pertimbangan?" kata Susi kepada wartawan, Rabu (23/10/2013).
Susi menyadari, kalau semua keputusan ada di tangan PBSI. Namun, peraih emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 tersebut mengimbau PBSI untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum membuat keputusan.
"Seharusnya kita berpikir, apakah Thomas-Uber penting tidak sih untuk negera? Kalau untuk perorangan boleh saja. Namun, ini beregu dan membawa nama negara. Apalagi kita mengajukan diri jadi tuan rumah Thomas-Uber pada 2016," ucap susi.
"Kalau ada yang berpikir tim putri jelek, pada 2008 rangkingnya di atas 30. Lebih jelek dari pada tahun ini, tapi kenyataan bisa nembus final. Terkadang pertandingan tidak bisa disangka. Kalau kita disebut sebagai penggembira, itu namanya menyerah sebelum bertanding," tegas Susi.(Bog)
"Lucu saja kalau Tim Uber tidak dikirim. Seharusnya kita bisa berpikir panjang karena ini membawa nama negera. Apalagi, bulu tangkis adalah ikon Indonesia. Apa itu menjadi pertimbangan?" kata Susi kepada wartawan, Rabu (23/10/2013).
Susi menyadari, kalau semua keputusan ada di tangan PBSI. Namun, peraih emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 tersebut mengimbau PBSI untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum membuat keputusan.
"Seharusnya kita berpikir, apakah Thomas-Uber penting tidak sih untuk negera? Kalau untuk perorangan boleh saja. Namun, ini beregu dan membawa nama negara. Apalagi kita mengajukan diri jadi tuan rumah Thomas-Uber pada 2016," ucap susi.
"Kalau ada yang berpikir tim putri jelek, pada 2008 rangkingnya di atas 30. Lebih jelek dari pada tahun ini, tapi kenyataan bisa nembus final. Terkadang pertandingan tidak bisa disangka. Kalau kita disebut sebagai penggembira, itu namanya menyerah sebelum bertanding," tegas Susi.(Bog)