6 Fakta Vaksin Sinovac yang Bakal Lawan Virus Corona di Indonesia

Vaksin sinovac dipercaya menghasilkan antibodi di tubuh koresponden. Hal tersebut berdampak baik bagi upaya melawan virus corona.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 14 Agu 2020, 09:29 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 07:00 WIB
Banner Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi lokasi uji klinis tahap ketiga vaksin sinovac. Vaksin untuk menghadapi virus corona ini tiba di Indonesia pada Minggu (19/7/2020).

Vaksin sinovac dipercaya menghasilkan antibodi di tubuh koresponden. Hal tersebut berdampak baik bagi upaya melawan virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, Desember 2019.

Sebab, dengan adanya antibodi itu, akan menghalangi SARS-CoV2 yang berupaya menginfeksi sel paru, proses awal virus merusak tubuh. Hasil penelitian melaporkan bahwa tidak ada efek samping parah yang terjadi pada subjek penelitian di tahap dua.

Dari tahap dua itu juga diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh menginduksi untuk menetralisir antibodi dalam 14 hari setelah dilakukan vaksinasi.

Tim Cek Fakta Liputan6.com merangkum enam fakta tentang vaksin sinovac yang bakal melawan virus corona di Indonesia, yang dikutip dari berbagai sumber.

 

Fakta Vaksin Sinovac

Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

1. Harga Vaksin

Bio Farma selaku calon produsen sudah menetapkan harga vaksin ini. Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto memperkirakan harga vaksin virus corona ini bakal dijual di angka Rp 73.250 hingga Rp 146.500 per dosis.

"Namun, kami belum mengeluarkan harga resminya. Itu baru ancer-ancer saja," katanya, seperti dikutip dari Kontan.

2. Waktu Pendistribusian

Melansir berita dari kompas.com, Ketua Ketua Konsorsium Penelitian dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti mengatakan, pihaknya butuh waktu satu tahun untuk memvaksin semua warga yang membutuhkan.

Perkiraan itu berdasarkan rumus yang menghitung orang yang membutuhkan vaksin virus corona. Formula ini diyakini Ali Ghufon, satu orang bisa menularkan virus ke tiga orang.

Kemudian, dikalikan dua pertiga jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa. Artinya, dibutuhkan 176 juta dosis vaksin virus corona.

 

 

Fakta Vaksin Sinovac

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

3. Segera Mendapat Label Halal dari MUI

Bio Farma selaku calon produsen akan secepatnya melakukan sertifikasi halal kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto, mengatakan, vaksin ini menggunakan bahan baku halal. Tapi untuk spesifikasinya, itu merupakan kewenangan MUI.

"Mereka yang akan tentukan. Tentu kami akan lakukan sertifikasi," katanya di Bandung, Rabu (12/8).

Terkait proses, kata dia, akan tergantung sistemnya karena perlu dilihat proses dan lainnya. Bahkan tim Indonesia baik MUI atau POM, mesti ke Sinovac untuk mengaudit.

4. Ridwan Kamil Jadi Relawan Vaksin

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sudah mendaftarkan diri sebagai relawan vaksin virus corona. Dia punya alasan mendaftarkan diri sebagai relawan, yakni membendung berita hoaks soal covid-19.

"Supaya kita me-manage komunikasi publik juga dan mengurangi hoaks dan keresahan, saya, Pak Kapolda dan Pangdam juga mendaftarkan diri sebagai relawan dari 1600-an sehingga menurunkan spekulasi spekulasi dan provokasi yang tidak perlu," kata gubernur yang biasa disapa Kang Emil itu.

Dengan keikutsertaannya sebagai relawan, Kang Emil berharap tidak ada masyarakat yang meragukan vaksin sinovac. "Jadi biasanya vaksin itu tiga kali (uji klinis). Dua kali dites di negara produsennya, satu kali terakhir di negara yang akan membeli atau membutuhkan vaksin," ucapnya.

 

 

Fakta Vaksin Sinovac

Vaksin Covid-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Dok BUMN

5. Relawan Dapat Asuransi

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin covid-19 Eddy Fadlyana mengatakan, dalam pengujian ini pihaknya bekerjasama dengan PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Bumida) sebagai pemberi asuransi.

Lewat asuransi ini, keluhan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat akan terlingkupi selama periode penelitian berlangsung.

"Jadi semua jenis penyakit ringan sampai berat selama periode penelitian," ujar Eddy, seperti dikutip dari detik.com.

Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau oleh petugas penelitian secara teratur selama jalannya penelitian, atau sekitar 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir. Selain itu, calon relawan juga akan mendapatkan pemeriksaan rapid test dan swab test secara gratis.

6. Selain Indonesia, Negara Mana yang Uji Coba Vaksin Sinovac?

Selain Indonesia, ada beberapa negara lainnya yang juga melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac. Beberapa negara tersebut ialah Bangladesh dan Brasil.

Bangladesh telah menyetujui uji klinis tahap kedua vaksin covid-19 Sinovac. Rencananya, uji klinis di Bangladesh akan dilakukan oleh Pusat Penelitian Penyakit Diarrheal Internasional di Bangladesh (ICDDR, B) pada bulan Agustus 2020 dengan melibatkan 4.200 relawan.

Sementara itu, Brasil juga dilaporkan akan ikut serta dalam uji klinis tahap ketiga tersebut. Badan Regulasi Kesehatan Brasil (ANVISA) yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian Biologi di Brasil yakni Instituto Butantan telah memberikan izin uji klinis tahap ketiga tersebut.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya