Cek Fakta: Disebut Pakai Teknik Levitasi Akustik, Benarkah Lebah Tidak Bisa Terbang?

Manuka Honey USA mengklaim lebah tidak bisa terbang lewat unggahannya pada 29 Mei lalu. Unggahannya itu sudah dibagikan hampir 100 kali oleh warga Facebook lainnya.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 09 Sep 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2020, 11:30 WIB
Hoaks lebah tidak bisa terbang
Hoaks lebah tidak bisa terbang. (Facebook/Manuka Honey USA)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik akun Facebook, Manuka Honey USA mengklaim kalau sebenarnya lebah tidak bisa terbang. Pemilik akun itu menyebut lebah memanfaatkan teknik levitasi akuistik.

Manuka Honey USA mengklaim lebah tidak bisa terbang lewat unggahannya pada 29 Mei lalu. Unggahannya itu sudah dibagikan hampir 100 kali oleh warga Facebook lainnya.

Begini narasi yang mengklaim lebah tidak bisa terbang:

"Lebah tidak terbang. Meskipun tampaknya memang demikian, apa yang sebenarnya terjadi adalah sesuatu yang disebut 'levitasi akustik'. Di dalam lebah ada rongga berlubang di sebelah laring.

Saat mereka mengepakkan sayap, mereka mulai beresonansi dengan energi di dalam rongga ini. Setelah resonansi itu cocok dengan 7,83Hz medan magnet Bumi, itu menjadi agen bebas yang dikelilingi dalam amplop elektromagnetik, memungkinkan pengangkatan."

Benarkah klaim yang menyebut lebah tidak bisa terbang dan memanfaatkan levitasi akuistik untuk terlihat terbang? Simak penelusuran faktanya di halaman berikut.

 

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk mengetahui faktanya, Tim Cek Fakta Liputan6.com mencari menggunakan mesin pencari, Google dengan kata kunci levitasi akuistik. Hasil penelusuran mengarahkan kepada penjelasan dari para ilmuan di Universitas Bristol Inggris.

Disebutkan di artikel Okezone pada 20 Mei 2016, levitasi akustik adalah metode untuk memegang benda, dalam hal ini partikel, di udara menggunakan tekanan radiasi akustik dari gelombang suara yang intens, sebuah cara memanipulasi objek tanpa menyentuh fisiknya.

Langkah selanjutnya, tim mencari dengan kata kunci: "Bumblebees do not fly" ke mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke artikel AFP berjudul: "Hoax circulates online that bumblebees use 'acoustic levitation' to fly". Artikel itu sudah dipublikasikan pada 7 September 2020.

Dalam artikel tersebut, AFP mengambil penjelasan dari ahli biologi di Arizona State University (ASU) di Amerika Serikat. Para ahli memastikan kalau lebah terbang menggunakan sayap mereka.

"Sayap lebah tidak kaku, tapi berputar selama terbang. Sayap lebah membuat gerakan menyapu pendek dengan cepat ke depan dan belakang. Gerakan ini menciptakan daya angkat yang cukup untuk memungkinkan lebah terbang," kata para ahli di artikel ASU.

Kemudian, penelitian yang dilakukan pada 2005 di California University of Technology menyebut gerakan sayap lebah menciptakan fenomena aerodinamis yang disebut pusaran tepi terdepan. Ini menciptakan perbedaan tekanan yang memungkinkan hewan untuk terbang.

"Analisis kami terhadap aerodinamika lebah madu mengungkapkan bagaimana gerakan sayap lebah dengan amplitudo rendah yang cepat. Ini cukup untuk membuatnya terbang," bunyi penelitian itu.

Para peneliti juga menemukan adanya frekuensi kepakan sayap lebah kira-kira 230Hz, atau 230 siklus per menit. Ini jauh lebih besar dari yang diklaim di Facebook, 7,83 Hz.

 

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Informasi yang menyebut lebah tidak bisa terbang dan memanfaatkan metode levitasi akuistik untuk terlihat melayang di udara dalah salah. Faktanya, gerakan sayap lebah menciptakan fenomena aerodinamis yang disebut pusaran tepi terdepan. Ini menciptakan perbedaan tekanan yang memungkinkan hewan untuk terbang.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya