Liputan6.com, Yogyakarta - Beredar sebuah pesan berantai yang menyebut Yogyakarta tutup. Pesan tersebut mengklaim kalau kasus virus corona covid-19 di Yogyakarta sudah sangat parah.
Pesan berantai yang mengklaim Yogyakarta tutup ini ditemukan Cek Fakta Liputan6.com di grup WhatsApp. Begini narasi dari pesan berantai yang beredar itu:
Baca Juga
"Jogja tutup
Advertisement
Ijin copas info dai sebelah:
Bpk/Ibu, iki himbauan dari teman Satgas covid-19 UGM. Kalau ada saudara yg mau ke Jogja diingatkan untuk ditunda dulu.
Untuk rekan2, bila ndak penting penting dan mendesak, sementara ditunda dulu untuk ke jogja. Saya sebagai tim satgas cov ugm saat ini sangat kuwalahan mengatur tempat untuk isolasi mandiri sivitas UGM. Kami sdh buka asrama (3 lantai) untuk isolasi yg positif tanpa gejala. Saat ini sdh penuh, ini kami tetapkan apartemen UGM untuk cadangan. Jogja merah merata, kecuali dibagian Gunung Kidul dan Kulon Progo."
Lalu benarkah klaim yang mengatakan Yogyakarta tutup karena covid-19 seperti pada pesan berantai itu?
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com memeriksa situs Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), jogjaprov.go.id. Di situs tersebut ada artikel yang membahas soal klaim tersebut.
Artikel yang dipublikasikan pada Jumat (11/12/2020) berjudul: "Klarifikasi Berita Hoaks yang Beredar". Artikel tersebut mengambil penjelasan dari Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr. Iva Ariani.
Menurutnya, pesan berantai yang beredar terkait asrama UGM di Baciro yang saat ini digunakan untuk shelter karantina pasien covid-19 telah penuh, sama sekali tidak benar. Menurut data terakhir yang diterimanya, asrama Baciro memang masih menampung para pasien yang OTG tetapi hanya terisi antara 25 persen hingga 30 persen dari total daya tampung.
"Itu kan sebenarnya berita sudah keluar minggu lalu, dan sudah kami klarifikasi kalau itu bukan pernyataan dari satgas UGM. Berkaitan dengan asrama UGM yang penuh, lalu UGM buka asrama lagi dan lain sebagainya itu, tidak benar,” ujarnya.
Pemprov DIY juga memohon masyarakat untuk tetap mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan 4 M dengan ketat. Menggunakan masker dimanapun berada, mencuci tangan sesering mungkin, menjaga jarak minimal dan menghindari kerumunan. Tetap selalu waspada dan saling mengingatkan.
Selanjutnya, melalui CrowdTangle, Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan bantahan dari Pemprov DIY di akun Facebook resmi mereka. Akun Facebook ini sudah mendapat tanda centang biru dari Facebook.
Dalam unggahannya itu, Pemprov DIY melabeli pesan berantai yang beredar di WhatsApp itu dengan label: "Hoax".
Menanggapi beredarnya pesan Whatsapp Grup yang menyatakan bahwa Jogja ditutup, bersama ini diinformasikan bahwa pesan...
Posted by Humas Pemda DIY on Thursday, December 10, 2020
Advertisement
Kesimpulan
Klaim yang menyebut Yogyakarta tutup karena kasus virus corona covid-19 melonjak adalah hoaks. Sebabnya, pesan itu bukan berasal dari Satgas UGM.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement