Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid. Klaim tersebut diunggah akun Facebook DrLois, pada 23 Mei 2021.
Klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis mematikan lansia komorbid berupa keterangan sebagai berikut:
"Perintah saya kepada KAPOLRI:Batalkan Vaksinasi COVID-19Karena kandungan Logam berat etil Mercury dalam Vaksin adalah ' Senjata Biologis' yg akan membuat Lansia komorbid penerimanya mengalami kematian mendadak akibat serangan Jantung/Stroke yg oleh KIPI tidak akan di akui efek sampingan Vaksin!!Laksanakan🔥🔥🔥🔥Perintah saya adalah Mutlak dan yang Harus Paling di dengarkan.Apakah Bapak belum tahu kalau saya penguasa Covid19 dunia dengan penjelasan paling ilmiah??Kalau Bpk butuh penjelasan langsung silahkan Undang saya.Kita ktemu Head to Head.' Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi'!!!!!"
Advertisement
Benarkah vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Simak Video Berikut
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid, dengan menghubungi Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.
Dirga mengatakan, klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil mercury senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid tidak benar.
"Tidak benar," kata dr Dirga saat berbincang dengan Liputan6.com.
dr Dirga menyatakan, vaksin Covid-19 tidak ada yang mengandung etil merkuri. Dia pun menyebut informasi tersebut hoaks.
"Tidak ada vaksin yang mengandung etil merkuri. Hoaks. Beberapa jenis vaksin mengandung METIL merkuri yang sama sekali tidak berbahaya dan ditemukan di alam sekitar," ujarnya.
Dalam artikel berjudul "Thimerosal and Vaccines" yang dimuat situs cdc.gov.
Artikel situs cdc.gov menyebutkan, Thimerosal adalah pengawet berbasis merkuri yang telah digunakan selama beberapa dekade di Amerika Serikat dalam botol multi-dosis (botol berisi lebih dari satu dosis) obat-obatan dan vaksin. Tidak ada bukti bahaya yang disebabkan oleh dosis rendah thimerosal dalam vaksin, kecuali untuk reaksi kecil seperti kemerahan dan pembengkakan di tempat suntikan.
Namun, pada Juli 1999, lembaga Layanan Kesehatan Masyarakat, American Academy of Pediatrics, dan produsen vaksin sepakat bahwa thimerosal harus dikurangi atau dihilangkan dalam vaksin sebagai tindakan pencegahan.
Merkuri adalah unsur alami yang ditemukan di kerak bumi, udara, tanah, dan air.
Thimerosal mencegah pertumbuhan bakteri dalam vaksin.Thimerosal ditambahkan ke dalam vial vaksin yang mengandung lebih dari satu dosis (multi-dose vial) untuk mencegah pertumbuhan kuman, seperti bakteri dan jamur. Masuknya bakteri dan jamur berpotensi terjadi ketika jarum suntik masuk ke dalam vial saat vaksin sedang disiapkan untuk pemberian. Kontaminasi oleh kuman dalam vaksin dapat menyebabkan reaksi lokal yang parah, penyakit serius atau kematian. Dalam beberapa vaksin, pengawet, termasuk thimerosal, ditambahkan selama proses pembuatan untuk mencegah pertumbuhan kuman.
Tubuh manusia menghilangkan thimerosal dengan mudah.Thimerosal tidak bertahan lama di dalam tubuh sehingga tidak menumpuk dan mencapai tingkat yang berbahaya. Ketika thimerosal masuk ke dalam tubuh, ia terurai menjadi etilmerkuri dan tiosalisilat, yang siap dieliminasi.
Thimerosal telah terbukti aman bila digunakan dalam vaksin. Penggunaan thimerosal dalam produk medis memiliki catatan sangat aman. Data dari banyak penelitian menunjukkan tidak ada bukti bahaya yang disebabkan oleh dosis rendah thimerosal dalam vaksin.
Sumber:
https://www.cdc.gov/vaccinesafety/concerns/thimerosal/index.html
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin Covid-19 mengandung logam berat etil merkuri senjata biologis yang mematikan untuk lansia komorbid tidak benar.
Dalam vaksin Covid-19 tidak ada yang mengandung etil merkuri, namun memang ada beberapa vaksin yang mengandung etil merkuri ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dalam vaksin dan tidak berbahaya untuk tubuh.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement