Hati-hati Modus Penipuan Bukti Transfer Palsu, Begini Cara Hindarinya

Pelaku kejahatan kini memanfaatkan teknologi AI untuk membuat bukti transfer palsu. Ketahui modus dan cara mengidentifikasi bukti transfer palsu agar terhindar dari penipuan.

oleh Hanz Jimenez Salim Diperbarui 18 Apr 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2025, 17:00 WIB
Banner Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos
Banner Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Penipuan online semakin canggih, salah satunya dengan modus bukti transfer palsu. Modus ini dilakukan dengan mengirimkan bukti transfer yang telah dimanipulasi atau dipalsukan kepada korban, yang mengklaim telah salah transfer sejumlah uang dan meminta pengembalian.

Korban seringkali merasa tertekan untuk segera bertindak. Modus penipuan ini dilakukan melalui screenshot aplikasi mobile banking yang diedit, bahkan kini dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), atau file APK berbahaya yang dapat membahayakan perangkat dan rekening korban.

Dikutip dari berbagai sumber, dalam menjalankan aksinya pelaku biasanya menghubungi korban melalui berbagai platform, seperti pesan singkat, media sosial, atau email. Setelah mengirimkan bukti transfer palsu, mereka akan meminta korban untuk mengembalikan uang yang diklaim telah salah transfer.

Terkadang, penipu juga menambahkan detail palsu lainnya untuk meyakinkan korban, seperti nama dan nomor rekening yang tampak valid. Kejahatan ini bisa merugikan korban hingga jutaan rupiah.

Penipuan ini tidak hanya terjadi secara online, tetapi juga dapat terjadi secara offline. Misalnya, penipu bisa saja datang langsung ke tempat usaha korban dan menunjukkan bukti transfer palsu. Oleh karena itu, penting bagi untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam melakukan transaksi, baik online maupun offline.

Cara untuk mengidentifikasi bukti transfer palsu adalah dengan memeriksa mutasi rekening Anda melalui aplikasi mobile banking atau situs web bank Anda. Jika transfer yang diklaim tidak tercatat dalam mutasi rekening, maka bukti transfer tersebut palsu.

Selain itu, perhatikan detail pada bukti transfer, seperti tata letak dan font yang rapi dan seragam (bukti palsu seringkali memiliki font yang tidak konsisten dan tata letak yang berantakan), kualitas gambar yang baik dan tidak buram, nomor rekening yang lengkap dan valid, tanggal dan waktu transfer yang sesuai, serta format file yang benar (JPEG atau PNG, waspadai file APK).

Perhatikan juga warna dan ketebalan tulisan yang konsisten. Bukti palsu mungkin menunjukkan perbedaan yang tidak wajar. Jangan abaikan tekanan psikologis yang diberikan penipu agar Anda segera bertindak. Selalu verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan apa pun. Jika Anda merasa menjadi korban penipuan, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak bank dan kepolisian.

Kemajuan teknologi memungkinkan penipuan yang semakin canggih. Meskipun bukti transfer terlihat rapi dan meyakinkan, tetap waspada. Perhatikan detail sekecil apa pun, karena penipu seringkali menggunakan trik untuk mengelabui korban. Jangan ragu untuk meminta konfirmasi tambahan dari pihak terkait jika ada keraguan.

Pencegahan Penipuan Bukti Transfer Palsu

  • Jangan langsung percaya bukti transfer: Selalu verifikasi dengan cek mutasi rekening.
  • Periksa mutasi rekening: Pastikan ada penambahan saldo sesuai dengan jumlah yang diklaim.
  • Waspadai transaksi fiktif: Pastikan uang telah diterima sebelum mengirimkan barang atau jasa.
  • Laporkan ke pihak berwajib: Segera laporkan jika Anda menjadi korban penipuan.

Meskipun teknologi penipuan semakin canggih, dengan kewaspadaan dan langkah-langkah verifikasi yang tepat, Anda dapat meminimalisir risiko menjadi korban penipuan bukti transfer palsu. Selalu prioritaskan verifikasi dan jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya