Vaksin Booster Efektif Mencegah Gejala Berat Covid-19, Termasuk Varian Omicron

Pemerintah telah mengonfirmasi adanya tiga kasus kematian akibat varian baru Covid-19, Omicron.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 18:00 WIB
ilustrasi virtual class
ilustrasi virtual class (Liputan6.com/Niman)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengonfirmasi adanya tiga kasus kematian akibat varian baru Covid-19, Omicron. Menurut vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, dari tiga korban itu, yang belum divaksinasi hanya satu orang.

“Tapi, ketiganya mempunyai komorbid,” jelas dr. Dirga, melalui Virtual Class Liputan6.com bertajuk “Omicron Unjuk Gigi, Seberapa Parah Efek yang Ditimbulkan?”, Jumat (28/01/2022).

Kabar kasus kematian tersebut membuat masyarakat beranggapan vaksin tidak ada manfaatnya jika tetap terinfeksi Omicron. Menanggapi pendapat masyarakat, dr. Dirga menegaskan vaksinasi masih sangat efektif dalam mencegah gejala (varian) Covid-19 yang berat termasuk Omicron.

Ia juga membandingkan orang yang sudah divaksinasi dan belum divaksinasi. Vaksinasi memang tidak mencegah infeksi penularan Covid-19, tetapi jika terinfeksi pun, risiko gejala-gejala berat hingga kematian sangat rendah dibanding yang belum divaksinasi.

Berdasarkan penelitian yang ada, dr. Dirga menjabarkan efektivitas dua dosis vaksin mencapai 44%-57% dalam mencegah gejala varian-varian Covid-19 yang berat. Angka efektivitas tersebut mampu mencapai 83%-90% jika telah mendapat vaksin booster atau dosis ketiga.

Lebih lanjut, dr. Dirga menjelaskan efektivitas vaksinasi akan lebih tinggi jika dosis ketiganya berasal dari merek vaksin berbeda.

“(Dosis) satu dan dua Sinovac, ketiga Pfizer atau Astrazeneca. Penelitian menunjukkan dengan heterolog atau beda merek ternyata antibodinya lebih tinggi,” ujar dr. Dirga.

Maka dari itu, pemerintah menggalakkan vaksin booster bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama yang telah memiliki e-ticket penerimaan vaksin booster. Hal ini guna mencegah gelombang kasus varian Omicron yang diprediksi memuncak pada Februari.

Namun, ia juga menekankan varian Omicron ini lebih cepat menular, bahkan hampir tiga kali lipat. Diimbau masyarakat untuk tidak lengah dalam penerapan protokol kesehatan, karena mampu berimbas pada kapasitas rumah sakit yang berpotensi penuh, hingga kolaps.

Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya