Kegiatan Belajar-Mengajar Harus Dibarengi dengan Kecakapan Digital

Kecakapan digital wajib dimiliki guru dan penyuluh agama, idealnya harus mempunyai kemampuan mendesain kegiatan mengajar menjadi lebih kreatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2022, 18:00 WIB
Latihan Soal Cerdas Cermat
Ilustrasi pelajar yang sedang belajar. Credits: pexels.com by Zen Chung

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi guru di Indonesia menegaskan semua yang terlibat dalam kegiatan mengajar seperti guru dan penyuluh digital, harus sudah memiliki kecakapan digital.

Anggota Ikatan Guru Teknologi dan Komunikasi dan juga Persatuan Guru Republik Indonesia sekaligus Humas PGRI, Fajar Tri Laksono mengungkapkan bahwa guru dan penyuluh digital harus mau memanfaatkan media sosial untuk mendukung proses pembelajaran yang kreatif dan juga menarik.

Hal ini ia sampaikan secara siaran pers untuk webinar yang bertema “Pemanfaatan Media Sosial bagi Penyuluh Agama”, acara yang merupakan salah satu rangkaian program literasi digital Kemkominfo.

Menurutnya, kasus pandemik yang sudah menyerang Indonesia selama dua tahun ini, di sisi lain membawa berkah dan juga tantangan dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu  mengharuskan sistem pendidikan beralih dari tatap muka menjadi serba daring.

"(Pandemi virus) corona telah mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Penguasaan kecakapan digital oleh pemangku kepentingan pendidikan (guru, murid, sekolah) adalah keniscayaan," ujar Fajar, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Fajar, kecakapan digital wajib dimiliki guru dan penyuluh agama, idealnya harus mempunyai kemampuan mendesain kegiatan mengajar menjadi lebih kreatif, mampu mengelola modal dan variasi belajar, dan juga kemampuasn untuk membuat media pembelajaran lebih menarik dan mengelola sumber belajar.

Tidak hanya pemberi ilmu saja, tetapi siswa harus memiliki kecakapan di dunia digital, seperti kenal dengan perangkat IT, perangkat lunak dan juga aplikasi pendukung.  Siswa juga harus akrab dengan aplikasi percakapan juga terampil dalam menggunakan mesin pencari agar bisa memilah informasi.

Sementara, seperti dikutip Antara, Arief Rama Syarif, pendiri Yayasan Komunitas Open Source, menyebut masih banyak pengguna platform digital yang menggunakan platform tersebut dengan tidak etis, seperti penyebar hoaks dan juga pengguna peranti lunak bajakan.

Webinar ini merupakan salah satu bagian dari kampaye “Makin Cakap Digital 2022” yang akan berlangsung hingga awal Desember nanti, dan diharapkan bisa memberikan panduan pada masyarakat untuk beraktivitas dengan digital.

 

Hinggis Leonanda/Universitas Multimedia Nusantara

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Cakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya