Memperkuat Peran Jurnalis dan Koalisi Cek Fakta dalam Mencegah Penyebaran Hoaks Pemilu 2024

Diskusi bulanan koalisi cek fakta kembali dilaksanakan dengan pembahasan terkait peran media dan tren hoaks yang merajalela si jagat maya terkait penetapan capres-cawapres.

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 30 Okt 2023, 14:32 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 18:00 WIB
KPU Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2019
Penyandang disabilitas melakukan pencoblosan saat ikut simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 di halaman Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/3). Simulasi untuk merepresentasikan pemungutan suara seperti di TPS. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Koalisi Cek Fakta kembali menggelar diskusi bulanan bertajuk 'Tren Hoaks Seputar Pendaftaran Capres'. Diskusi ini digelar secara daring pada Jumat 27 Oktober 2023 lalu.  

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika dalam sambutannya mengatakan, acara ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnalis cek fakta dalam menciptakan konten-konten yang dapat membimbing masyarakat ke arah informasi yang berlandaskan kebenaran.

"Sepanjang Oktober ini pembahasan pemilu 2024 adalah hal yang hangat dibahas oleh publik apalagi ketika capres mengumumkan pasangan mereka masing-masing," kata Wahyu, Jumat 27 Oktober 2023. 

Wahyu juga berpesan kepada para jurnalis dan komunitas cek fakta untuk terus berpegang teguh pada fakta dan data yang ada agar proses demokrasi berjalan dengan baik dan lancar.

Sementara Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati mengatakan bahwa media mempunyai peran dan kekuatan penting dalam menyampaikan informasi kepada publik, terutama topik terkait pemilu mendatang.

Oleh karena itu, Irna berpesan, kepada seluruh jurnalis Indonesia untuk terus menyampaikan informasi yang berlandaskan kebenaran, sehingga hoaks seputar Pemilu 2024 bisa semakin diredam.

"Kalau kita tidak jeli maka kita hanya akan menjadi tempat para politisi berbicara. Oleh karena itu, media harus lebih jeli dalam memilah dan memilih berita yang akan disebarluaskan" ujar Irna.

Irna menyebut, serangan hoaks dari produsen hoaks akan tetap ada, khususnya pada Pemilu 2024. Karena itu, ia berharap, pemerintah, media massa, hingga masyarakat terus waspada dan bekerja sama memberantas serta menekan penyebaran hoaks.

"Tetapi kita tetap harus waspada, karena masih tetap ada dan pembuat hoaks pasti punya cara untuk menyebarkan hoaksnya demi kepentingan mereka. Kita baru akan melihat dan membuktikan bagaimana hoaks-hoaks nanti lebih dahsyat atau tidak, itu mungkin terjadi di massa kampanye atau putaran kedua," tambah Irna.

Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Ika Ningtyas. Ia menyarankan, media agar lebih fokus kepada memberantas hoaks yang dapat mempengaruhi opini publik.

"Penting untuk melakukan monitoring dengan memotret penyebaran misinformasi agar membongkar jaringan di balik misinformasi tersebut, apakah anonim atau digerakkan oleh kelompok-kelompok tertentu" kata Ika.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya