Liputan6.com, Jakarta- Bulan Ramadan dan Lebaran menjadi momen spesial bagi umat Muslim di Indonesia, namun sayangnya juga menjadi waktu yang rawan bagi aksi penipuan online. Modus penipuan di bulan Ramadan ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya, baik dari segi strategi, target, maupun frekuensi.
Para pelaku kejahatan siber memanfaatkan keramahan dan semangat berbagi di bulan suci ini untuk melancarkan aksinya, meraup keuntungan dengan cara yang tidak terpuji.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu modus yang paling umum adalah penipuan berkedok pengiriman parsel Lebaran. Pelaku mengirimkan pesan kepada calon korbannya, mengabarkan adanya paket yang dikirimkan dan meminta korban untuk membuka atau mengunduh suatu dokumen atau aplikasi tertentu.
Advertisement
Dokumen atau aplikasi tersebut biasanya berisi malware atau virus yang dapat mencuri data pribadi, seperti informasi rekening bank atau data kartu kredit. Korban yang tidak waspada akan dengan mudah menjadi sasaran empuk para penipu ini.
"Momen Ramadan dan Idul Fitri kerap dirayakan oleh umat Muslim dengan berbagi parsel kepada kerabat. Penipu bisa memanfaatkan momen ini dengan mengirimkan pesan yang meminta masyarakat membuka atau mengunduh suatu dokumen atau aplikasi dengan modus menyampaikan informasi pengiriman parsel," jelas salah satu pakar keamanan siber.
Selain itu, peningkatan aktivitas keuangan menjelang Ramadan dan Lebaran juga dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber. Penawaran pinjaman online ilegal dan investasi bodong semakin marak beredar, menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Target utama dari penipuan ini adalah masyarakat yang membutuhkan dana cepat atau ingin mendapatkan keuntungan finansial tambahan menjelang hari raya. Mereka yang kurang teliti dan tergiur iming-iming keuntungan besar tanpa resiko, akan mudah terjebak dalam perangkap penipuan ini.
Waspada Penipuan Berkedok Parsel Lebaran
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penipuan berkedok pengiriman parsel Lebaran merupakan modus yang paling sering digunakan selama Ramadan. Pelaku biasanya mengirimkan pesan melalui SMS, WhatsApp, atau email, dengan format pesan yang dirancang agar terlihat meyakinkan.
Mereka mungkin menggunakan nama dan logo perusahaan pengiriman barang yang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan korban. Setelah korban mengunduh aplikasi atau membuka dokumen yang mencurigakan, perangkatnya akan terinfeksi malware dan data pribadinya akan dicuri.
Untuk menghindari hal ini, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam membuka pesan atau tautan yang tidak dikenal. Jangan pernah mengunduh aplikasi atau membuka dokumen dari sumber yang tidak terpercaya. Jika ragu, hubungi langsung perusahaan pengiriman barang yang disebutkan dalam pesan tersebut untuk memastikan keaslian informasi yang diterima.
Selain itu, penting juga untuk selalu memperbarui sistem keamanan perangkat dan menggunakan antivirus yang terpercaya. Dengan begitu, perangkat Anda akan lebih terlindungi dari serangan malware dan virus.
Advertisement
Meningkatnya Aktivitas Pinjaman Online dan Investasi Ilegal
Meningkatnya kebutuhan finansial menjelang Ramadan dan Lebaran juga dimanfaatkan oleh para penipu untuk melancarkan aksinya. Penawaran pinjaman online ilegal dan investasi bodong menjadi semakin marak, dengan iming-iming suku bunga rendah dan keuntungan besar. Namun, di balik janji manis tersebut, terdapat risiko kerugian finansial yang sangat besar bagi korban.
Para pelaku biasanya menawarkan pinjaman dengan proses yang sangat mudah dan cepat, tanpa memerlukan banyak persyaratan. Namun, setelah korban menerima pinjaman, mereka akan dikenakan biaya tambahan yang sangat tinggi dan bahkan terancam dengan tindakan intimidasi jika gagal membayar.
Untuk investasi bodong, pelaku biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal dalam waktu singkat. Korban yang tergiur dengan janji tersebut akan menginvestasikan uangnya, namun pada akhirnya akan kehilangan seluruh modalnya.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan memastikan aspek legalitas dan logika dari setiap penawaran yang diterima. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan yang terlalu besar dan tidak masuk akal. Selalu periksa legalitas perusahaan atau lembaga yang menawarkan pinjaman atau investasi.
Tips untuk Menghindari Penipuan Online di Bulan Ramadan
- Jangan mudah percaya dengan pesan atau email yang tidak dikenal.
- Jangan pernah mengunduh aplikasi atau membuka dokumen dari sumber yang tidak terpercaya.
- Selalu periksa keaslian informasi yang diterima.
- Jangan tergiur dengan iming-iming keuntungan yang terlalu besar dan tidak masuk akal.
- Pastikan legalitas perusahaan atau lembaga yang menawarkan pinjaman atau investasi.
- Perbarui sistem keamanan perangkat dan gunakan antivirus yang terpercaya.
- Laporkan setiap kejadian penipuan online kepada pihak berwajib.
Kesimpulannya, penipuan online di bulan Ramadan memang meningkat, namun dengan meningkatkan kewaspadaan dan memahami modus operandi para penipu, kita dapat meminimalisir risiko menjadi korban. Selalu utamakan prinsip kehati-hatian dan jangan ragu untuk mengecek kebenaran informasi sebelum bertindak.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
