Citizen6, Jakarta Para pengemis menyambut kedatangan kami di area makam. Pemilik restoran bersautan memanggil. Meminta kami untuk membeli kupon dan memberi makan kepada para kaum Dhuafa. Laki laki berpeci putih berkeliaran kesana kemari. Mengenakan pakaian Kurta longgar hingga ke lutut. Berpadu dengan celana hingga mata kaki. Wanita berjubah hitam hanya menampakkan segaris pandangan mata.
Mendekati area makam Hazrat Shaikh Khwaja Syed Muhammad Nizamuddin Auliya atau akrab dikenal Hazrat Nizamuddin. Jalanan semakin sempit. Diapit oleh deretan pertokoan. Mengingatkan emak akan suasana makam Sunan Ampel, Surabaya. Banyak penjual pajangan kaligrafi, buku Islami , kurma, bunga hingga dupa. Berbeda dengan di negara kita. Bunga untuk berziarah bervariasi, mulai bunga mawar, melati dan kenanga. Disini hanya menjual bunga mawar yang dirangkai menyerupai kalung atau diletakkan diatas piring terbuat dari daun.
Tak hanya bunga. Peziarah juga membawa dupa dan Chaddar. Sebuah kain warna dibingkai dengan renda kuning keemasan. Deretan Chaddar ini menggantung di pertokoan. Ditengahnya bertuliskan lafazd tulisan Urdu. Mirip dengan bahasa arab gundul. Terkadang bertuliskan Lafazd Basmallah dan Syahadat. Kain ini mengingatkan emak pada kain penutup penduso pembawa jenazah di Indonesia.
Advertisement
Ingin tahu cerita selengkapnya? Simak langsung di sini
Pengirim:
Zulfa
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini