Citizen6, Jakarta Namanya jamur Pelawan, hidup hanya di Hutan Pelawan yang berada di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah. Jika sedang musim panen, jamur ini dijual dengan harga Rp 600.000-Rp 800.000 per kilo. Namun ketika tidak sedang musim panen, harga jamur ini melambung tinggi hingga Rp 1 juta- Rp 1.5 juta per kilo. Jamur yang dijual adalah jamur yang sudah dikeringkan.
Ada beberapa hal yang membuat harga jamur ini begitu mahal. Pertama, jamur ini hanya hidup di sekitar tumbuhan endemik pohon Pelawan yang mana hanya ada di Pulau Bangka. Kedua, jamur ini tidak bisa dibudidayakan dimana pun. Ketiga, Jamur ini baru mulai tumbuh di minggu awal musim penghujan setelah melewati kemarau panjang. Keempat, jamur yang telah dikeringkan bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Hal tersebut menjadikan jamur ini begitu langka dan istimewa.
Selain itu, jamur ini menyimpan mitos yang dipercaya warga desa setempat. Menurut kepercayaan warga sekitar, petir membuat jamur tersebut tumbuh. Maka seminggu setelah petir di hujan pertama dan kedua awal musim hujan, warga akan beramai-ramai datang ke hutan untuk memanen jamur.
Advertisement
Jamur Pelawan dipercaya merupakan pasukan jamur yang dihukum karena turun ke bumi hanya untuk menunjukan pesta petir kepada manusia. Itulah mengapa petir dipercaya mampu menumbuhkan jamur. Selain itu, jamur ini bisa bercahaya di malam hari khusus. Namun tidak semua jamur bercahaya, hanya tanjuk atau panglima jamur yang tumbuh didepan atau dipinggir yang bisa bercahaya dan menurut cerita bisa membuat mabuk.
Bagaimana dengan rasanya? Jamur Pelawan biasa diolah dengan bumbu santan dan cabai rawit, disebut Lempah Kulat Pelawan. Rasa jamurnya seperti rasa daging gajih dengan bumbu gurih pedas. Seporsi Lempah Kulat Pelawan di Desa Namang dijual dengan harga Rp 75.000. Jika anda berkunjung ke Bangka, pastikan untuk menikmati kemewahan jamur yang hanya ada di Indonesia ini. (rn)
Â