Liputan6.com, Jakarta Silat Beksi merupakan salah satu seni bela diri Betawi yang merupakan perpaduan antara budaya asli Indonesia dengan budaya Tiongkok.
Jika dilihat secara bahasa, “Beksi” berasal dari kata "Bek" yang berarti pertahanan dari bahasa Belanda dan "Si (Tsi) yang berarti empat dari bahasa Tiongkok. Jadi silat Beksi maksudnya adalah pertahanan dari empat penjuru. Selain itu silat “Beksi” juga adalah singkatan yang dapat diartikan 'berbaktilah engkau kepada seruan Ilahi” dan juga 'berbaktilah engkau kepada sesama insan'. Ini sebagai seruan aplikasi perbuatan baik yang wajib di jalani setelah seseorang belajar Beksi.
Advertisement
Seni bela diri Beksi adalah merupakan ilmu bela diri yang memadukan antara seni, keindahan, ketepatan dalam mencapai sasaran, kekuatan, kecepatan serta kedinamisan dalam gerak dan olah pukul yang serta sikut yang keras. Keseluruhan dari ilmu serta seni di atas terangkum dan tertata secara apik melalui dimensi gerak, pukulan serta sikut yang keras yang merupakan ciri khas tersendiri yang membedakan ilmu bela diri “Beksi” dengan ilmu bela diri lainnya.
Baca Juga
Dalam ilmu beladiri Beksi terdapat berbagai macam jurus-jurus yang memiliki ciri khas tersendiri. Jurus-jurus pada BEKSI terkenal dengan pukulan serta tendangan yang keras, cepat, ringkas dan mengarah pada tempat-tempat yang mematikan pada tubuh lawan. Pada ilmu bela diri Beksi, sebelum mempelajari jurus, murid biasanya mengikuti syarat penerimaan siswa/i yang disebut Rosulan atau Ngerosul, yaitu kegiatan atau ritual berupa tawasul disertai zikir tahlil memanjatkan doa pada Allah. Ini dimaksudkan agar dalam mempelajari seni bela diri “Beksi” diberi kemudahan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran.
Dalam permainan jurus pada “Beksi”, ada banyak gerakan yang menghentakkan kaki ke lantai, yang disebut Gedi serta gerakan tangan yang sangat cepat. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melotot dan tidak berkedip dalam melihat gerak lawan.
Selain gerakan pada tangan maupun kaki, pelajaran senjata tajam juga diberikan, yaitu ilmu golok. Ilmu golok pada silat Beksi terdiri dari dua jurus, yaitu jurus golok satu dan dua.
Jurus golok 1 dipecah lagi jadi jurus satu hingga jurus tujuh. Sementara jurus golok 2 dipecah menjadi dua jurus, yaitu jurus satu dan dua. Kombinasi jurus baik tangan kosong maupun golok sangat sangat penting dalam Beksi sehingga bisa tercipta berbagai jurus lagi. Butuh proses, ketekunan, motivasi serta kesabaran untuk bisa mempelajari seni bela diri Beksi.
Para tokoh maupun warga asli keturunan Betawi pada zaman modern ini sedang berupaya untuk menjaga dan melestarikan budaya tradisional seperti silat Betawi. Hal-hal kebudayaan seperti Beksi ini seharusnya dapat menjadi perhatian untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, regenerasi mutlak dalam hal ini.
Ada banyak cara untuk dapat melestarikan kebudayaan asli daerah setempat, salah satu caranya adalah dengan adanya sanggar atau tempat latihan di balai masyarakat, atau seperti di UPT Balai Latihan Kesenian.
Selain itu, seni bela diri tradisional "Silat Betawi" seperti Beksi dapat dijadikan sebagai Ekstrakulikuler di sekolah. Namun sayang seribu sayang, pihak sekolah yang dalam hal ini berada di bawah Pemprov Jakarta malah terkesan mempersulit.
Pantun:
“Lu jual gue beli !!
“Lu jangan maen pukul aje, maen hakim sendiri. Pakelah ilmu padi, mangkin berisi mangkin merunduk.
Penulis:
M. F. Omar. B
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6