8 Tradisi Lebaran Betawi di Jakarta yang Jarang Diketahui, Ada Patungan Beli Kerbau

Mulai dari Andilan hingga tradisi unik Lebaran Antar Kampung, yuk intip 8 tradisi Lebaran di Jakarta yang masih lestari!

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 18 Feb 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 19:00 WIB
Lebaran Tenabang 2024
Tradisi masyarakat Betawi, palang pintu menjadi pembuka acara tahunan Lebaran Tenabang 2024 di Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (11/5/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Jakarta bukan sekadar momen berkumpul keluarga, tapi juga perayaan budaya Betawi yang kaya dan unik. Dari tradisi Andilan yang penuh gotong royong hingga perayaan Lebaran Antar Kampung yang berlangsung hingga berminggu-minggu, Jakarta menyimpan pesona Lebaran yang berbeda. Artikel ini akan mengupas tujuh tradisi Lebaran Betawi yang mungkin belum Anda ketahui, menunjukkan betapa kayanya warisan budaya di ibu kota.

Tradisi Lebaran di Jakarta, khususnya yang dipraktikkan oleh komunitas Betawi, menunjukkan perpaduan indah antara nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Perubahan zaman dan modernisasi memang sedikit banyak memengaruhi kelestarian beberapa tradisi, namun semangat berbagi, silaturahmi, dan menjaga warisan budaya tetap terasa kental. Mari kita telusuri lebih dalam kekayaan tradisi Lebaran Betawi yang masih lestari hingga kini.

Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi macam-macam tradisi Lebaran Betawi yang unik dan menarik. Dari tradisi membeli kerbau secara bersama-sama hingga kebiasaan unik dalam merayakan Lebaran yang berlangsung lebih lama dari biasanya, kita akan melihat bagaimana masyarakat Betawi menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka.

Siap-siap terpukau dengan kekayaan budaya Betawi dalam menyambut hari kemenangan, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/2/2025).

Tradisi Andilan, Gotong Royong Membeli Kerbau

Kerbau Tertinggi di Dunia
Kerbau Tertinggi di Dunia yang Ramah (Sumber: Guinness Records)... Selengkapnya

Andilan merupakan tradisi unik Betawi yang mencerminkan semangat gotong royong. Sebelum Ramadhan, warga kampung akan patungan atau ‘lorisan’ untuk membeli seekor kerbau. Kerbau ini kemudian dirawat bersama-sama selama bulan puasa, diberi makan dengan baik agar gemuk menjelang Idul Fitri.

Sistem iuran ini menunjukkan keakraban dan kebersamaan warga. Setiap anggota memberikan kontribusi sesuai kemampuan, menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama. Proses perawatan kerbau ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antar warga.

Setelah Ramadhan, kerbau tersebut disembelih dan dagingnya dibagi rata kepada seluruh peserta ‘lorisan’. Pembagian daging ini bukan hanya sekadar pembagian hasil patungan, tetapi juga simbol berbagi rezeki dan kebersamaan dalam menyambut Idul Fitri.

Sayangnya, tradisi Andilan kini semakin jarang ditemui karena keterbatasan lahan di Jakarta. Namun, semangat gotong royong yang terkandung di dalamnya tetap menjadi nilai penting yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Bleduran, Hiburan Rakyat saat Ramadhan

Meriam Lodong, Tradisi Unik Menyambut Hari Raya Idul Fitri
Di malam takbiran, mereka memeriahkannya dengan adu suara meriam lodong. Meriam lodong terbuat dari bambu dengan menggunakan bahan bakar karbit sebagai sumber ledakan. (Foto:Liputan6/Achmad Sudarno)... Selengkapnya

Bleduran merupakan permainan tradisional Betawi yang dimainkan anak-anak dan remaja, terutama menjelang malam takbiran. Permainan ini menggunakan bambu yang dilubangi dan diisi karbit atau minyak tanah, kemudian dibakar hingga menimbulkan suara ledakan.

Suara ledakan dari bleduran ini menambah semarak suasana malam takbiran. Permainan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol kegembiraan menyambut hari kemenangan setelah sebulan berpuasa.

Nilai sosial bleduran terletak pada kebersamaan dan keakraban anak-anak yang bermain bersama. Mereka bekerja sama untuk mempersiapkan dan memainkan bleduran, menciptakan ikatan persahabatan dan kebersamaan.

Di era modern, permainan bleduran mulai tergeser oleh petasan. Namun, semangat kebersamaan dan keceriaan yang ditimbulkan oleh bleduran tetap menjadi kenangan indah bagi generasi yang pernah mengalaminya.

Lebaran Betawi hingga Tiga Pekan

Lebaran Betawi
Masyarakat yang menghabiskan waktu untuk berolahraga dan berlibur di kawasan Monas ikut serta singgah menengok semaraknya perhelatan Lebaran Betawi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)(merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Perayaan Lebaran di Betawi tidak hanya berlangsung sehari atau dua hari, tetapi bisa mencapai tiga pekan! Durasi perayaan yang panjang ini mencerminkan semangat silaturahmi dan kebersamaan yang tinggi.

Makna di balik durasi perayaan yang panjang ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi seluruh keluarga dan kerabat untuk saling mengunjungi dan bersilaturahmi. Tidak ada batasan waktu atau hari tertentu untuk berkunjung.

Selama tiga pekan tersebut, berbagai kegiatan dilakukan, mulai dari mengunjungi keluarga, berbagi makanan, hingga mengikuti berbagai acara adat Betawi. Semangat kebersamaan dan kegembiraan begitu terasa selama periode ini.

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya silaturahmi dan kebersamaan dalam budaya Betawi. Meskipun kini banyak yang sudah berkurang, semangatnya tetap dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Puasa Syawal, Tradisi Pasca Lebaran

[Bintang] Setelah Nisfu Sya'ban, Kamu Perlu Siapkan Hal-hal Berikut
Bayar hutang puasa (Via: acaiberrydonaiasli.com)... Selengkapnya

Puasa Syawal merupakan tradisi pasca Lebaran yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Betawi. Puasa ini dilakukan selama enam hari setelah Idul Fitri, merupakan sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam.

Tata cara pelaksanaan Puasa Syawal sama dengan puasa Ramadhan, yaitu menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan niat yang baik.

Nilai spiritual Puasa Syawal sangatlah besar. Puasa ini diyakini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan selama setahun.

Puasa Syawal juga menjadi bagian dari perayaan Lebaran yang panjang di Betawi, menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Silaturahmi ala Betawi

[Bintang] 5 Fenomena yang Cuma Terjadi Saat Lebaran
Silaturahmi ke rumah tetangga dan saudara.... Selengkapnya

Silaturahmi merupakan bagian penting dari perayaan Lebaran Betawi. Urutan kunjungan biasanya dimulai dari keluarga inti, kemudian kerabat dekat, dan baru kemudian tetangga atau teman.

Etika berkunjung dalam silaturahmi Betawi sangat dijaga. Tamu akan disambut dengan ramah dan dihidangkan berbagai makanan khas. Tamu juga diharapkan untuk bersikap sopan dan menghormati tuan rumah.

Keunikan penyambutan tamu dalam silaturahmi Betawi tercermin dari keramahan dan keakraban yang ditunjukkan. Suasana hangat dan penuh kekeluargaan begitu terasa.

Silaturahmi ini bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan dan memperbaharui tali persaudaraan.

Kuliner Khas Lebaran Betawi

Tradisi Berjualan Ketupat Siap Saji Jelang Lebaran
Pedagang menyiapkan ketupat matang di pinggir jalan kawasan Rawamangun, Jakarta, Senin (19/7/2021). Jelang Hari Raya Idul Adha, pedagang ketupat matang atau siap saji musiman mulai ramai menjajakan makanan khas Lebaran tersebut di pinggir jalan kawasan Rawamangun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Olahan daging kerbau dari tradisi Andilan menjadi hidangan istimewa dalam perayaan Lebaran Betawi. Daging kerbau diolah menjadi berbagai masakan, seperti semur dan rendang.

Selain olahan daging kerbau, berbagai makanan tradisional Betawi lainnya juga disajikan, seperti ketupat, opor ayam, dan dodol Betawi. Makanan-makanan ini menjadi simbol dan ciri khas Lebaran Betawi.

Cara penyajian makanan Lebaran Betawi juga unik. Makanan disajikan dengan penuh perhatian dan estetika, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap tamu.

Kuliner Lebaran Betawi bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga representasi dari budaya dan tradisi yang kaya.

Tradisi Berpakaian saat Lebaran

Ayu Ting Ting dan Raffi Ahmad
Ayu Ting Ting dan Raffi Ahmad mengenakan pakaian adat betawi [foto: instagram]... Selengkapnya

Pakaian adat Betawi sering dikenakan saat Lebaran. Bagi perempuan, biasanya mengenakan kebaya encim atau baju kurung dengan kain batik Betawi.

Aturan berpakaian saat Lebaran Betawi menekankan pada kesopanan dan kerapian. Pakaian yang dikenakan harus bersih, rapi, dan pantas.

Makna simbolis pakaian adat Betawi dalam perayaan Lebaran adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal.

Pakaian adat juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan sebagai masyarakat Betawi.

Pantangan dan Kepercayaan

Terminal Pulo Gebang Belum Ada Lonjakan Mudik Lebaran
Sejumlah bus terlihat di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Kamis (13/4/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Beberapa pantangan dan kepercayaan masih dipegang oleh sebagian masyarakat Betawi selama Lebaran. Misalnya, pantangan untuk melakukan pekerjaan berat atau kegiatan yang dianggap kurang baik.

Kepercayaan turun-temurun ini berkaitan dengan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal. Pantangan-pantangan ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Nilai sosial di balik pantangan-pantangan ini adalah untuk menjaga kesucian dan kesakralan perayaan Lebaran.

Pantangan-pantangan ini juga menjadi bagian dari identitas dan kekhasan budaya Betawi.

Tradisi Lebaran di Jakarta, khususnya tradisi Betawi, terus mengalami perkembangan di era modern. Pengaruh teknologi dan modernisasi sedikit banyak mengubah cara merayakan Lebaran, misalnya dengan silaturahmi virtual.

Namun, upaya pelestarian tradisi Betawi tetap dilakukan oleh berbagai pihak. Penting untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap lestari dan dikenal oleh generasi mendatang. Kekayaan tradisi Lebaran Betawi merupakan bagian penting dari identitas budaya Jakarta yang perlu dijaga dan dirayakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya