Hari Aksara, Ini 3 Kota di Indonesia dengan Minat Baca Tinggi

Dilansir dari laman resmi kemendikbud.go.id, provinsi di Indonesia yang memiliki minat baca paling tinggi diraih oleh Provinsi

oleh Azwar Anas diperbarui 08 Sep 2016, 12:15 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2016, 12:15 WIB
20151011- Perpustakaan Keliling-Jakarta
Anak-anak membaca buku yang disediakan perpustakaan keliling di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (11/10). Keberadaan perpustakaan keliling untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Minat baca di Indonesia memang tergolong masih rendah. Pada Maret 2016 studi dari Most Littered Nation In the World menyatakan, Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara dengan minat baca. Indonesia berada di bawah Thailand yang menduduki posisi 59 dan berada di atas Bostwana peringkat 61.

Kendati demikian di kancah tanah air, Indonesia patut berbangga karena memiliki tiga provinsi yang tercatat memiliki minat baca tinggi.

Dilansir dari laman resmi kemendikbud.go.id, provinsi di Indonesia yang memiliki minat baca paling tinggi diraih oleh Provinsi Riau dengan jumlah 94,01 persen. Urutan kedua ditempati Provinsi DKI Jakarta sebanyak 93,10 persen, dan urutan ketiga Provinsi Bali mencapai 92,44 persen selisih tipis dengan Provinsi DIY yakni 91,00 persen. Data itu dirigid oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mengklaisifikasikan tingginya minat baca berdasarkan jenis bacaan yang dibaca misalnya, surat kabar, majalah, artikel elektronik, buku pelajaran, dan buku nonpelajaran.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun menyelenggarakan acara peringatan HAI tingkat nasional untuk mengingatkan betapa pentingnya membaca. Penyelenggaraan peringatan HAI dimaknai sebagai bukti komitmen berkesinambungan terhadap kemajuan pencapaian keaksaraan setiap individu sebagai kunci pembangunan sosial ekonomi dalam budaya damai dan berkarakter.

Pada tahun 1965 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan International Literacy Day atau Hari Aksara Internasional (HAI) untuk meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan pendidikan bahwa masih ada masyarakat dewasa di dunia yang buta aksara. Sesuai dengan konteksnya, pada setiap tahun dideklarasikan tema tertentu untuk mencapai misi yang diharapkan.

(war)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya