Liputan6.com, Jakarta Jalapatih 2, nama yang diberikan untuk kapal bertenaga surya karya mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Tim ITS menjadikan Jalapatih 2 memenuhi kualifikasi dalam acara Dutch Solar Challenge (DSC) 2016 di Belanda.
Baca Juga
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) merancang Jalapatih 2 dengan manajemen sistem baterai khusus yang mampu memfokuskan energi tenaga surya agar lebih efisien.
Muhammad Fauzan Mauliawan, salah satu anggota tim pembuat Jalapatih 2 menjawab wawancara dengan Feny Sasmitha dari Campus CJ Liputan6.com sebagai berikut:
Advertisement
Dapatkah Anda jelaskan mengenai sejarah dibuatnya kapal bertenaga surya, Jalapatih 2 ini?Â
Saat itu Jalapatih yang pertama di Belanda itu sempat tidak lolos kualifikasi karena dianggap kurang memenuhi standar panitia. Maka tim kami, enginer solar boat yang beranggotakan 18 orang, menciptakan pembaruan agar lolos kualifikasi dan dapat mengikuti perlombaan. Tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berangkat ke final di Belanda dan hasilnya mendapatkan peringkat ke 3 se-Asia.
Dalam memodifikasi Jalapatih 2 membutuhkan waktu sekitar 4 bulan. Jarak waktu antara Jalapatih pertama yaitu 2 tahun.
Kesulitan apa saja yang dihadapi saat memodifikasi Jalapatih 2 ini?
Kalau saya dan tim pribadi tidak melihat adanya kesulitan dalam hal teknis. Tetapi, kesulitan itu pada ketersediaan barang-barang untuk memodifikasi karena tidak semuanya dijual di Indonesia. Jadi kebanyakan harus mengimpor barang dari luar negeri.
Mengapa tertarik memodifikasi Jalapatih 2 ini?
Kalau dari saya pribadi, ini merupakan tugas akhir saya. Kalau secara tim, ini merupakan semangat maritim untuk memajukan industri maritim.
Apa saja kelebihan Jalapatih 2 ini dibandingkan dengan Jalapatih pertama?
Kelebihannya terdapat di bagian sistem kontrolnya ada baterai manajemen sistem, bentuk kapalnya lebih hydrodinamis, dan sistem tenaganya lebih besar.
Mengakhir wawacara, Muhammad Fauzan Mauliawan berharap semoga model transportasi kapal bertenaga surya di Indonesia lebih banyak digunakan untuk nelayan-nelayan pesisir. Dengan kapal bertenaga surya Jalapatih ini, ia yakin nelayan-nelayan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Ia berharap, semoga proses pembuatan Jalapatih 3 dapat berjalan dengan lancar dan dapat mengikuti perlombaan selanjutnya.
Simak informasi lain tentang kapal tenaga surya Jalapatih 2 dengan mengeklik tautan berikut ini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Seorang Balita Kendarai Mobil Mainan di Jalan Raya. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.
Penulis
Feny Sasmitha - Politenik Negeri Jakarta