Liputan6.com, Jakarta PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), anak perusahaan dari institusi finansial terbesar di Timur Tengah dan Afrika, QNB Group, meluncurkan produk-produk investasi baru, bekerja sama dengan tiga perusahaan terdepan di bidang manajemen aset dan investasi: PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT Mandiri Manajemen Investasi, dan PT Manulife Asset Manajemen Indonesia.
Produk investasi yang ditawarkan oleh Bank kini dilengkapi dengan delapan produk reksa dana USD, yaitu Batavia Global ESG Sharia Equity USD, Batavia Technology Sharia Equity USD, Batavia USD Bond Fund, Mandiri Global Sharia Equity Dollar Kelas A, Mandiri Money Market USD, Manulife USD Fixed Income Kelas A, Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS kelas A2, dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS.
Advertisement
Baca Juga
“Menyambut era baru di pasar modal domestik maupun global, Bank QNB Indonesia meluncurkan produk-produk reksa dana USD dengan strategi investasi yang berbeda untuk semakin melengkapi ragam produk investasi bagi nasabah setia Bank,” ujar Grace Luzar, Head of Retail Banking Bank QNB Indonesia. “Memiliki profil risiko yang berbeda-beda, produk-produk ini dapat memenuhi berbagai risk appetite nasabah dan memberikan kesempatan imbal balik yang optimal.”
Advertisement
Ditengah fluktuasi perekonomian global, reksa dana berbasis mata uang USD memungkinkan nasabah melakukan diversifikasi portofolio dan memanfaatkan potensi pertumbuhan aset-aset global.
Produk-produk ini juga menawarkan diversifikasi geografis, memberikan akses ke pasar-pasar yang menjanjikan seperti Amerika Serikat yang memiliki perusahaan-perusahaan teknologi besar; Asia Pasifik yang memiliki sektor manufaktur yang tumbuh pesat, serta pasar Eropa yang merupakan pelopor inisiatif-inisiatif ekonomi hijau atau green economy. Diversifikasi yang luas ini diharapkan dapat memberikan stabilitas investasi jangka panjang bagi nasabah.
Produk-produk seperti Batavia Global ESG Sharia Equity USD dan Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS kelas A yang ditawarkan Bank juga mendukung prinsip environmental, social, and governance (ESG) yang mencerminkan komitmen Bank terhadap keuangan berkelanjutan.
Investasi Berbasis ESG
Investasi berbasis ESG menunjukan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa dana kelolaan atau assets under management (AUM) untuk investasi ESG di Indonesia telah mencapai Rp8,2 triliun dengan 34 produk Reksa Dana tersedia per Juni 2024. Sementara itu, secara global, dana kelolaan untuk investasi dengan prinsip ESG diperkirakan akan mencapai USD 50 triliun pada 2025.
“Kami menyadari semakin tingginya kesadaran investor, baik individu dan institusi, dalam berinvestasi di lembaga-lembaga yang memiliki perhatian terhadap prinsip berkelanjutan dan tanggung jawab sosial. Melalui kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan manajer investasi yang memiliki rekam jejak dan kredibilitas yang sangat baik di industri pasar modal, kami yakin produk-produk investasi terbaru ini akan memberikan nilai tambah bagi nasabah-nasabah setia Bank untuk mengembangkan kekayaannya sekaligus berkontribusi terhadap masa depan yang berkelanjutan,” tutup Grace.
Advertisement
Dana Kelolaan Reksa Dana Capai Rp 840,7 Triliun hingga Desember 2024
Sebelumnya, Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi membagikan catatan kinerja positif pasar modal Indonesia sepanjang 2024.
Kinerja Reksa Dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp 840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen secara year to date.
Sedangkan untuk Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen.
“Pada sisi Pasar Surat Utang juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan Indeks ICBI ditutup di level 392,36, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74 persen ytd,” kata Inarno dalam sambutannya pada acara peresmian penutupan perdagangan BEI, Senin (30/12/2024).
Penghimpunan Dana Pasar Modal
Pada kesempatan yang sama, Inarno juga mengungkapkan dari aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 Emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp 251,04 triliun.
“Angka ini telah melampaui target Rp 200 triliun, menjadi bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia,” jelasnya.
Kinerja Bursa Karbon
Pada kesempatan yang sama, Inarno membagikan kinerja Bursa Karbon Indonesia. Dari sisi transaksi perdagangan karbon, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908 ribu ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.
Hingga saat ini, sebanyak 100 perusahaan telah berpartisipasi sebagai pengguna jasa, dengan total unit karbon yang masih tersedia lebih dari 1,35 juta ton CO2 ekuivalen.
“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Advertisement