Liputan6.com, Jakarta Saat ini mendaki gunung menjadi tren maupun hobi baru bagi anak muda terutama mahasiswa. Tapi, dengan jadwal kuliah yang padat, tentu menjadi momok bagi mahasiswa yang sudah candu menjejaki ketinggian.
Pendiri komunitas, MS Adventure yang juga mahasiswa di Universitas Budi Luhur Jakarta, Febry Ramadhan berbagi beberapa tips dan trik untuk para pendaki yang sudah tidak tahan ingin mendaki gunung ditengah kesibukannya.
1. Pilih gunung yang tidak begitu jauh
Advertisement
Pilihlah gunung yang lokasinya dekat dengan domisili kita. Gunung yang aksesnya juga mudah. Agar tidak memakan waktu di jalan. Misalkan, jika bertempat tinggal di Jakarta, pilihannya ada pada gunung yang terletak di wilayah Jawa Barat.
2. Menentukan transportasi yang tepat
Hal ini berkaitan dengan gunung tujuan. Misalkan anda memilih kereta api sebagai alat trasportasi, karna cepat dan bebas macet. Tapi hal ini harus anda pertimbangkan kembali.Jika ternyata naik bus itu lebih dekat menuju basecamp pendakian, Mengapa kita harus memilih kereta api yang mungkin, stasiun pemberhentiannya masih jauh dari tujuan.
3. Mencari reverensi dari pendakian sebelumnya
Hal ini tentu menjadi saat penting, agar anda lebih siap, dan menciptakan perhitungan waktu di perjalanan. Misal di jalur pendakian, pendaki sebelumnya menghabiskan waktu berapa lama.
4. Membuat rundown perjalanan
Hal ini berguna untuk kita mengatur waktu yang kita punya. Bagaimana, kita bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Sebagai acuan agar pendakian kita sesuai dengan waktu libur yang anda miliki. Dengan begitu, walaupun libur singkat, anda tetap bisa memanfaatkanya jika tahu bagaimana mengelolanya. Sekalipun itu adalah mendaki gunung. Yang selama ini, terkenal sebagai salah satu hobi yang memakan waktu yang cukup lama.
Penulis:
Ilham Pratama
Universitas Moestopo
Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.
Â