Mahasiswa Unila Cetuskan Program Cerdas Pembasmi Malaria

Banyak upaya pencegahan maupun penyembuhan yang sudah dicoba untuk mengurangi angka kejadian malaria.

oleh Azwar Anas diperbarui 18 Mei 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 15:00 WIB
Ajaib, Vaksin Malaria Ini Malah Sembuhkan Kanker
Penelitian di Denmark untuk menciptakan vaksin malaria baru malah mengungkapkan rahasia yang berpotensi untuk pengobatan kanker. (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Apa yang Anda pikirkan bila mendengar kata malaria? Malaria merupakan penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Hingga kini, malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi, seperti bayi, anak balita, maupun ibu hamil.

Ada banyak upaya pencegahan maupun penyembuhan yang sudah dicoba. Hanya saja, upaya tersebut dinilai masih kurang efektif karena pelaksanaannya yang tidak sistematis dan konsisten.

Oleh karena itu, lima mahasiswa Universitas Lampung (Unila) mencari solusi yang tepat dengan menciptakan sebuah program cerdas sebagai solusi optimalisasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pemberantasan malaria yang kini masih menjadi masalah kesehatan khususnya di Indonesia.

Lima mahasiswa Unila, yaitu Angga Hendro Priyono, Muhammad Yogi Maryadi, Achmad Agus Purwanto, Rizky Arif Prasetyo, dan Isma Fadlilatus Sa'diyah di bawah bimbingan Dr Dyah Wulan SRW, SKM, MKes, mencetuskan Program "BOM PASSION” (Bank for Malaria Eradication: Program Cerdas Berbasis 5 Tingkat Pencegahan) sebagai Solusi Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Eradikasi Malaria.

Program ini terdiri dari pembentukan Agen Bank for Malaria Eradication (BOM), pelatihan, simulasi, sharing dan evaluasi seputar penyakit malaria sebagai media pembelajaran, serta praktik yang efektif bagi masyarakat yang tergabung dalam anggota serta perjalanan program BOM dengan menerapkan prinsip 5 Level Prevention antara lain Health Promotion (Peningkatan Kesehatan), General and Specific Protection (Perlindungan Khusus), Early Diagnosis and Prompt Treatment (Deteksi Dini), Disability Limitation (Pengobatan dan Tindakan) dan Rehabilitation (Pemulihan).

Dalam pelaksanaannya, juga dilakukan pelatihan dan pendalaman program deposit bank sampah, pemakaian dan penggunaan kelambu, budi daya ikan nila, dan pelatihan keterampilan pembuatan sediaan apusan darah tepi.

"Kami mengundang seluruh masyarakat untuk mengikuti pengenalan dan pendekatan materi mengenai malaria. Selanjutnya, kami memilih 30 dari seluruh masyarakat yang mampu dan berkenan menjadi Anggota BOM, termasuk di dalamnya warga yang direkomendasikan kepala desa. Dalam kegiatan ini, kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran sebagai instansi yang menaungi kesehatan di Kabupaten Pesawaran," kata Angga Hendro Proyono selaku Ketua Tim PKM Universitas Lampung.

Di samping itu, Fathonah selaku Kepala Desa Sukajaya Lempasing, mengapresiasi adanya inovasi program baru ini.

"Program BOM dari mahasiswa ini sangat positif sekali, apalagi desa kami kasus malarianya masih tinggi. Kami diajarkan cara membuat dan mengelola program bank sampah, terus pelatihan pembuatan apusan darah, ada lagi pembudidayaan ikan, penggunaan kelambu, dan lainnya. Jadi dengan program yang diberikan adik-adik ini kami jadi bisa membuat penanganan awal untuk kasus malaria tentunya," ucap Bu Fathonah.

Selain itu, dari program ini diharapkan segera terbentuk kader masyarakat yang mampu melakukan pemberantasan malaria, menurunkan angka kejadian malaria, dan bisa menjadi inspirasi wilayah dengan endemis malaria lainnya untuk menjalankan program BOM Passion demi terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.



Penulis:

Muhammad Yogi Maryadi

Universitas Negeri Lampung

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya