Tahun 2100, Asia Selatan Tak Dapat Lagi Dihuni Manusia

Dampak buruk perubahan iklim akan membuat Asia Selatan tak dapat dihuni lagi pada abad berikutnya.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Agu 2017, 11:01 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 11:01 WIB
Gelombang Panas
Cuaca panas melanda sejumlah wilayah dibagian timur Cina dengan suhu rata-rata lebih dari 35 Derajat Celcius.

Liputan6.com, Jakarta - Dampak buruk perubahan iklim akan membuat Asia Selatan, yang menjadi tempat tinggal seperlima populasi dunia, tak dapat dihuni lagi pada abad berikutnya. Kekhawatiran itu bersumber dari gelombang panas mematikan yang makin sering melanda wilayah India, Pakistan, Bangladesh, dan negara lain di Asia Selatan.

Padahal, wilayah ini merupakan rumah bagi sekitar 1,5 miliar orang. Daerah aliran sungai, seperti Sungai Indus dan Sungai Gangga diperkirakan akan turut terpengaruh.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advance itu mengklaim menggunakan simulasi komputer terperinci dengan menggunakan metode model sirkulasi global top-notch untuk menunjukkan area yang rentan terhadap perubahan iklim akibat emisi karbon. Para peneliti dari The Hong Kong University of Science and Technology, Loyola Marymount University dan Massachusetts Institute of Technology juga mendasarkan analisis mereka pada studi yang menunjukkan kombinasi suhu tinggi dan kelembaban tinggi.

Menurut studi tersebut, suhu di atas 35 derajat Celsius akan mencegah tubuh mendinginkan diri sehingga dapat membunuh manusia dalam beberapa jam saja.

Gelombang panas yang fatal telah terjadi di Asia Selatan pada 2015. Sekitar 3.500 orang meninggal akibat salah satu gelombang panas yang tercatat di Asia dan Pakistan itu. Penelitian lain menemukan bahwa meningkatnya suhu di India bertanggung jawab atas kasus bunuh diri sekitar 60 ribu petani dalam 30 tahun terakhir.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya