Ternyata Gadget Bisa untuk Jaga Pancasila

Yudi memaparkan berbagai pendekatan konkret yang bisa dengan mudah direalisasikan generasi millenial.

oleh Angga Utomo diperbarui 25 Okt 2017, 16:50 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 16:50 WIB
Yudi Latif dalam acara Inspirato
Keberagaman itu sebenarnya adalah anugerah, apabila kita mau saling mengenal dan saling menghargai, karena dengan keberagaman, kita justru bisa menguatkan satu sama lain,” kata Yudi

Liputan6.com, Jakarta Ketua Unit Kerja Presiden (UKP) Pancasila, Yudi Latif menggaungkan pentingnya ideologi Pancasila. Pancasila bukan hanya ideologi untuk formalitas semata, namun merupakan titik temu dari segala keberagaman di Indonesia. Penjelasannya itu disampaikan dalam kegiatan Inspirato yang diselenggarakan Liputan6.com pada Selasa (17/10/2017) di SCTV Tower, Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Yudi. Bercerita tentang latar belakang kehidupannya dulu yang lahir di daerah homogen, pria berkacamata ini justru menganggap keberagaman sebagai suatu anugerah. Sehingga, tanpa adanya Pancasila keberagaman akan saling bertempur dan negeri ini tidak memliki haluan serta arahan yang jelas.

“Keberagaman itu sebenarnya adalah anugerah, apabila kita mau saling mengenal dan saling menghargai, karena dengan keberagaman, kita justru bisa menguatkan satu sama lain,” kata Yudi.

Yakin bahwa peran anak muda sangat penting dalam menjaga Pancasila, Yudi memaparkan berbagai pendekatan konkret yang bisa dengan mudah direalisasikan generasi millenial.

“Sebenarnya kalian bisa dengan sangat mudah loh menjaga Pancasila, mulailah dari hal-hal sederhana yang dekat dengan kita, contohnya penggunaan gadget,” ujar Yudi.

Smart phone, kini menjadi salah satu gadget yang merupakan benda wajib di kalangan generasi millenial. Yudi mengajak anak muda untuk mau dan bisa mempergunakan kemajuan teknologi untuk sesuatu yang positif bagi bangsa.

Tiga langkah mudah yang bisa dilakukan menggunakan smart phone untuk menjaga Pancasila. Pertama, cobalah untuk searching sosok-sosok inspiratif pemersatu bangsa. Baca dan dalami kisah mereka, kemudian ambil nilai-nilai positif yang bisa diadopsi.

Kedua, pergunakanlah gadget untuk menyaksikan video atau mendengarkan lagu bertema religius. Diharapkan langkah itu dapat mendamaikan hati dan mendekatkan diri dengan Tuhan, berkenaan dengan sila pertama dari Pancasila.

Ketiga, jangan hanya menjadikan media sosial sebagai wadah untuk hiburan semata. Media  sosial bisa digunakan untuk berbagi konten positif yang menggambarkan harmonisasi keberagaman di Indonesia.

 “Mulai dari hal sederhana, misal fotolah Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral, unggah foto itu di media sosial.” ujar Yudi.

 

Penulis:

Linda Sugianto - Binus University

finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina Jakarta

 

kuti juga liputan dan kegiatan Finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina dari 3 kota di Indonesia melalui www.liputan6.com/pages/energi-muda-pertamina. Program creative mentorship dari Redaksi Liputan6.com, Indosiar bekerjasama dengan Pertamina untuk 90 mahasiswa kreatif yang telah lolos seleksi dari ribuan pendaftar di Jabodetabek, Semarang & Balikpapan.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya