Aksi Heroik Gerakan Pramuka di Tengah Erupsi Gunung Agung

Gerakan Pramuka terlibat aktif dalam membantu penanganan bencana erupsi Gunung Agung di Bali.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 06 Des 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 09:00 WIB
Ilustrasi Relawan Pramuka
Ilustrasi Relawan Pramuka

Liputan6.com, Jakarta - Peran Pramuka di tengah masyarakat tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Gerakan ini kerap hadir di setiap wilayah Indonesia dengan semangat saling membantu.

Seperti yang dilakukan 20 anggota Pramuka yang bekerja sebagai relawan untuk membantu penangaan erupsi Gunung Agung di Bali. Mereka terbagi dalam beberapa pos tugas antara lain, dapur umum, penyaluran logistik, serta petugas call center. Selain itu, ada pula yang terlibat dalam tugas evakuasi di bawah pengawasan Basarnas.

Para anggota yang tergabung dalam Pramuka Peduli Bali itu pun memiliki satu ruangan khusus di Posko Tanah Ampo, Karangasem, Bali.

Semangat voluntarism mereka sangat kuat, ini tercermin pada keputusan mereka untuk bertugas dan berbagi pemikiran dan tenaga dalam penanganan darurat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo menambahkan, kontribusi anggota Pramuka itu sangat membantu operasional di dalam posko. Para relawan Pramuka yang terdiri dari beragam tingkatan itu juga mempersiapkan kebutuhan mereka dengan mandiri. Bahkan, mereka mengelola dapur umum internal Pramuka.

"Voluntarism yang tumbuh dilatarbelakangi nilai-nilai yang melekat pada setiap individu. Mereka yang tergabung dalam pramuka akan memiliki banyak teman dari beragam komunitas," sebut Sutopo.

 

 

Pramuka Jadi Aset Indonesia

Pande Kharisma, salah seorang Pramuka yang bertugas di call center mengatakan, dia tertarik menjadi pramuka karena berkeinginan memiliki banyak teman dan latar belakang beragam.

“Saya tertarik ikut Pramuka, ya karena bahagia, banyak teman dan bisa bantu orang-orang," katanya.

Senada dengan Pande, anggota Pramuka lain, Ni Komang Ayu Sawitri Widiantari menyebut, gerakan Pramuka sudah turun temurun di dalam keluarganya. Dia pun senang karena menjadi Pramuka membuka kesempatan untuk berkeliling Indonesia.

Ni Komang Ayu Sawitri Widiantari – relawan Pramuka (Foto: dok. BNPB)

Selain itu, Sawitri menyadari kondisi bencana seperti yang terjadi di Bali, menyebabkan adanya masyarakat yang terdampak. Perempuan dengan segudang pengalaman dengan pramuka ini menyampaikan, logistik menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi pengungsi yang berada di pos.

“Pada saat darurat tentu membutuhkan logistik, dan perpindahan logistik tadi membutuhkan banyak tenaga,” ujar Sawitri.

Dia menambahkan, Indonesia memiliki kekuatan terbesar untuk gerakan pramuka di antara negara-negara lain di dunia. Itu pun menjadi modal berharga untuk terus mengembangkan voluntarism di tengah negeri yang rawan bencana.

"Mereka berkarya dengan semangat sukarela, bahkan ada relawan Pramuka dari Jakarta yang menggunakan uang pribadi untuk sampai di Posko Tanah Ampo," kata Sutopo.

Pramuka Hadir di Tengah Bencana

Rasa kemanusiaan yang ditunjukkan Pramuka tentunya menjadi inspirasi bagi kaum muda. Apalagi, Indonesia memang menjadi negara dengan potensi bencana yang relatif tinggi.

Unit penanggulangan bencana di tubuh Pramuka sendiri, sudah berdiri sejak 1961 dengan nama Abdimasgana atau Pengabdian Masyarakat dan Penanggulangan Bencana. Meskipun masih memiliki keterbatasan, Pramuka mampu menjelma menjadi organisasi yang inspiratif bagi masyarakat dengan semangat voluntarismnya.

Call Center Tanah Ampo Dikelola Pramuka (Liputan6.com/Pool/BNPB)

Dari sisi kemampuan, tidak perlu diragukan lagi. Itu karena, Pramuka punya gugus tugas berjenjang yang membuat anggotanya mendapat pembekalan dasar. Sebut saja, simpul pertolongan pertama dan pengembangan diri.

Selain itu, peran aktiv Pramuka menajdi relawan bencana juga mampu meningkatkan kapasitas mereka dalam berkoordinasi.

"Mereka dapat mempelajari tata kerja operasional posko. Para pemuda tadi juga dapat berjejaring dengan para mitra kerja seperti BNPB, BPBD, Basarnas, Palang Merah Indonesia, dan banyak lagi," sebut Sutopo.

Untuk itu, Pramuka dengan Trisatya dan Dasa Dharma diharapkan selalu hadir dalam penanggulangan bencana. Seperti harapan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Abdimasgana Mayjen TNI M. Herindra beberapa waktu lalu Herindra berpesan, agar pramuka hadir di lokasi-lokasi bencana dan di tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya