Anak Kecanduan Gawai? Atasi dengan 3 Cara Ampuh Ini

Anak kecanduan gadget? Orangtua bisa melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 08:00 WIB
Main Gawai Bikin Anak Lambat Bicara
Mengenalkan anak pada gawai atau "gadget" terlalu dini ternyata menyebabkan anak menjadi terlambat dalam berbicara

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orangtua yang mengeluh tentang anaknya yang kecanduan gadget atau gawai, baik smartphone hingga tablet. Bagi yang hidup di masa ini sebenarnya wajar saja jika anak-anak sudah mengenal gawai lebih awal, karena hal itu sebagai dampak dari perubahan generasi.

Psikolog anak, Kumala Windya R, saat acara Diskusi Mata Hati Parenting bertema "Mengasah Kreativitas Anak Sejak Dini Tanpa Gadget" baru-baru ini di Hotel Colombo, UNY, Yogyakarta mengatakan, anak-anak zaman sekarang kebanyakan termasuk anak dari generasi milenial, dan generasi milenial itu adalah orangtuanya.

“Jadi kita sebagai orangtua yang termasuk generasi milenial sudah lebih dulu kenal dengan gadget, memecahkan semua masalah dengan Google dan kemudian aktif di sosmed. Alhasil, ketika punya anak, otomatis mereka memperkenalkan sejak dini internet itu ke anak-anaknya. Jadilah mereka ini menjadi generasi Z, yang sejak kecil itu sudah terpapar oleh internet dan gadget,” kata Kumala.

Jadi, jika anak tidak bisa lepas dari gadget, lanjut Kumala yang harus dicek sebenarnya adalah orangtuanya.

“Jika orangtua selalu pegang gadget dan internet, anaknya pasti juga ikut, tapi kalau misalnya orangtuanya proporsional dalam menggunakan gadget, pasti anaknya juga akan ikut seperti itu,” katanya.

Kumala memberikan tips yang bisa dilakukan dalam mengedukasi anak agar tidak salah dalam menggunakan gadget berikut ini.

Berikan teladan kepada anak

Orangtua harus bisa memberikan role model yang baik untuk anaknya. Tidak bisa dimungkiri gawai memang banyak manfaatnya, tapi tetap contohkan penggunaan gadget dan internet dengan baik.

“Contoh utama anak adalah orangtua, kalau orangtua bisa beri teladan yang baik dalam menggunakan internet dan gadget, pasti itu akan dicontoh pula oleh anaknya."

Berikan batasan

Batasan yang dimaksud seperti batasan frekuensi, batasan intensitas, durasi, batasan usia serta batasan situs atau aplikasi yang diakses.

“Jika sudah ada batasan, maka yang berikutnya adalah cara berkomunikasi kepada anak, seperti bagaimana menyampaikan bahwa ini buruk, ini baik, ini yang boleh, dan ini yang tidak boleh. Jadi tetap harus ada komunikasi,” terang Kumala. Komunikasi yang dilakukan, lanjutnya, sifatnya juga harus efektif bukan hanya sekadar saja.

“Bicara sekadar contohnya seperti nanti ibu kasi hadiah kalau kamu mau begini atau kalau kamu nakal nanti akan dikasih hukuman, padahal harusnya bukan seperti itu, tapi komunikasi harus dua arah, seperti tanya jawab kemudian bercerita, saling mendengarkan dan patuhi aturan yang konsisten,” ia melanjutkan.

Orangtua kadang-kadang bisa jadi tidak konsisten, apalagi saat masih tinggal bersama keluarga, aturan pun bisa beda-beda. Karena itu, niatkan dalam hati dan pikiran untuk punya aturan sendiri yang harus bisa diikuti oleh anak-anak. Misalnya, waktu anak main gim hanya dua jam maka itu harus benar-benar dipatuhi, jangan sampai dilanggar.

Jadi keluarga pembelajar

Keluarga pembelajar artinya keluarga ini punya semangat untuk belajar. Belajar yang tidak harus dari internet, bisa dari alam, dari lingkungan, ketemu orang, belajar dari koran, televisi, majalah, dan lain-lain.

“Kalau sudah jadi keluarga pembelajar, berarti akan lebih terbuka, tidak hanya dari gadget saja belajarnya,” ia menambahkan.

Saat orangtua tak bisa lepas dari gadget, apalagi yang berprofesi sebagai pebisnis online. Memang susah untuk melepasnya, tapi tetap harus ditunjukkan kalau orangtua mampu melakukannya.

“Misalnya ngomong ibu memang berbisnis, tapi karena ini waktu untuk keluarga ibu akan tutup hp dan kita harus ngobrol, nah hal-hal kayak gini yang harus disampaikan kepada anaknya, jadi anak harus tahu,” pungkasnya.

Internet diketahui mempunyai dampak negatif dan dampak positif, jadi gunakanlah dengan bijaksana. Ajari anak menggunakannya untuk mendapatkan manfaat positif yang maksimal dan yang paling penting masih banyak hal lain yang juga menarik untuk dieksplorasi selain dari gadget dan internet.

Penulis:

Dhita Koesno

**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan mengirimkan artikel unik dan terkini melalui email Forum@liputan6.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya