Pelajar Wonogiri Paskahan Sambil Berliterasi Media

68 pelajar SMA/SMK Katolik se- Kabupaten Wonogiri beserta 15 pendamping merayakan Paskah sekaligus mengikuti kegiatan literasi media

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 13:02 WIB
Alois
Alois Wisnuhardana sedang memaparkan bahaya hoaks ( Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta 68 pelajar SMA/SMK Katolik se- Kabupaten Wonogiri beserta 15 pendamping merayakan Paskah di Sekolah Dasar Kanisius Jamprit, Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah pada Jumat-Sabtu, 13-14/4/2018. Perayaan ini utamanya berupa pelatihan literasi media yang mengangkat tema “Kritis Terhadap Kabar Sesat Cara Bijak Tangkal Hoaks.”

Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Kabupaten Wonogiri dan Keluarga Siswa Katolik Wonogiri (KSKW) yang menyelenggarakan acara ini menghadirkan Staf Khusus Kantor Kepresidenan Bidang Media Sosial Alois Wisnuhardana dan Ketua Umum Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta, Yulius Setiarto sebagai narasumber.

"Gerakan melawan hoaks menjadi salah satu fokus utama FMKI KAJ. Karenanya, sejak tahun 2017 FMKI KAJ aktif menjalin relasi dengan berbagai mitra mengadakan literasi media sosial di berbagai tempat di seluruh Indonesia,"ujar Yus, panggilan akrab Yulius Setiarto.

Menurut Yus, penegakan hukum merupakan kunci utama memerangi hoaks. Meski begitu, tanpa partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, pemberantasan hoaks tidak akan berhasil. Berita hoaks, kata Yus sebenarnya sangat mudah dideteksi. Konten-kontennya cenderung berisi hal-hal negatif. Judul berita biasanya sangat provokatif, sumber berita tidak jelas, mengandung kata-kata sangat khas seperti viralkan/sebarkan serta mengandung fanatisme yang berlebihan.

Sementara itu, Wisnu, menyebutkan bahwa dampak berita hoaks memang sangat meresahkan masyarakat. Penyebaran berita ini mengakibatkan masyarakat bingung mana berita yang bisa dipercaya. Selain itu, penyebaran berita hoaks juga memicu perpecahan antarkelompok masyarakat. "Masyarakat terpecah belah karena hoaks,"ujar Winu.

Karena itu, anak-anak muda terutama pelajar SMA/SMK diharapkan mampu mencerna setiap informasi yang diterima, mampu membedakan informasi mana yang benar dan yang hoaks. Para pelajar juga didorong agar berani mencegah dan melawan kabar hoaks dengan gerakan-gerakan yang membangun keharmonisan dan kebhinekaan.

 

Dilarang

Penanggung jawab kegiatan literasi media Andi Asmara menyebutkan, kegiatan ini memberi bukti bahwa generasi milenial di Kabupaten Wonogiri tak mau berdiam diri dan berpangku tangan saja menyaksikan situasi yang ada hari ini.

"Kami berkomitmen melanjutkan literasi media sosial ini ke lingkungan-lingkungan sekitar kami sebagai bentuk mewartakan kabar baik, kabar gembira di masa kini,"ujar aktivis FMKI Kab. Wonogiri yang berprofesi sebagai guru agama.

Kata Andi, pelatihan literasi media sosial ini bertujuan menyadarkan dan mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak muda bahwa penyebaran berita bohong merupakan aktivitas yang melanggar hukum dan dilarang Gereja Katolik.

Berikut langkah-langkah yang bisa digunakan untuk melawan dan mencegah penyebaran berita hoaks :

1. Jangan langsung menyebarkan, jika mendapatkan berita yang belum tahu kebenarannya.

2. Cermati sumber pembuat berita. Pastikan memiliki keterangan yang jelas mengenai alamat redaksi.

3. Cek keberadaan berita tersebut pada media yang lebih kredibel.

4. Periksa domain website berita tersebut menggunakan situs WHO.IS. Langkah ini untuk memeriksa kapan website tersebut dibuat dan siapa pembuat atau pemilik website tersebut.

5. Artikel yang mencampuradukkan antara fakta dan opini layak dipertanyakan.

6. Aktif melakukan klarifikasi resmi dan counter issue terhadap berita-berita hoaks atau potensi hoaks di berbagai kanal.

7. Turut mengampanyekan dan menggandeng komunitas untuk melawan hoax.8. Melaporkan materi-materi hoaks ke adukonten@mail.kominfo.co.id dan http://trustpositif.kominfo.go.id/ serta https://www.turnbackhoax.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya