Liputan6.com, Jakarta - Savanna LaFontaine-Greywind, tewas mengenaskan dengan jeratan di leher dan sayatan di perutnya. Wanita 22 tahun dikabarkan mengilang sejak 19 Agustus lalu dan jasadnya ditemukan pada sungai di Dakota Utara, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Hal yang membuat miris publik, Savanna saat itu tengah mengandung 8 bulan. Selain terjerat leher, Savanna tewas akibat pendarahan pada tubuhnya setelah pembunuhnya mengambil bayi dari perutnya.
Polisi yang mengusut kasus Savanna telah menemukan dua orang tersangka. Yakni, tetangganya sendiri Willian Hoehn (33) berserta pacarnya Brooke Crews (38).
Keduanya punya dalih masing-masing untuk membunuh Savannah. Hoehn memberikan pernyataan pada hakim pengadilan bahwa ia menemukan Crews membersihkan darah di bak mandi rumahnya saat pulang kerja.
Mantan pacarnya itu, mengeluarkan bayi Savanna untuk dijadikan anggota keluarganya barunya. Sebagai dalih untuk melindungi diri, pria itu tak tahu menahu bahwa mantan pacarnya berencana membunuh Savanna yang tinggal di bawah rumah mereka.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Hukuman seumur hidup
Hoehn yang menemukan Savannah kemudian mendukung aksi Crews untuk menghilangkan nyawanya. "Dia kemudian mendapatkan tali dan mengikatnya di leher Savanna. Agar wanita itu tewas," ujar pernyataan dari Hoehn, dilansir Metro.
Sedang Crews yang menjadi dalang pembunuhan ini mengaku bahwa dia ingin mengambil bayi Savanna untuk diangkat sebagai bagian keluarganya. Oleh sebab itu, hakim menuntut hukuman seumur hidup pada Crews, sedangkan Hoehn masih menolak tuntutan hukum yang ditujukan kepadanya.
Menurut laporan media lokal, kedua tersangka duah memiliki banyak anak. Hoehn merupakan ayah dari empat anak. Sedangkan Crews sudah punya tujuh anak. Hoehn juga sempat mengaku kepada rekan kerjanya bahwa pacarnya telah melahirkan anak ke delapan, yakni putri Savanna.
Bayi Savanna kini diberikan kepada ayahnya Aston Matheny dan dinamakan Haisley Jo. Ia ditemukan setelah Savanna tewas pada dua pekan sebelumnya.
Advertisement