Kecanduan, Nenek Ini Hanya Konsumsi Minuman Kaleng

Sepanjang hidupnya, nenek buyut satu ini hanya mengonsumsi minuman kaleng bersoda setiap hari sejak masih berusia 13 tahun.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 15 Okt 2018, 20:01 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 20:01 WIB
Kecanduan Minuman Kaleng, Nenek Ini Hampir Tak Pernah Cicipi Minuman Jenis Lain
Sepanjang hidupnya, nenek buyut satu ini hanya mengonsumsi minuman kaleng bersoda setiap hari sejak masih berusia 13 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Tak takut terkena penyakit, nenek buyut ini gemar minum minuman soda setiap hari sejak 64 tahun terakhir. Jackie Page, nenek berusia 77 tahun ini memulai harinya dengan meminum minuman kaleng dingin langsung dari lemari es dan mengonsumsi empat minuman kaleng setiap harinya - termasuk sepanjang empat kali masa kehamilannya di tahun 1960-an.

Jackie mengaku bahwa dirinya tidak pernah merasa bosan dengan rasa minuman kaleng yang selalu ia konsumsi sehari-harinya.

Ia menganggap bahwa minuman kaleng tersebut merupakan satu-satunya minuman yang ia sukai.

Kecanduan satu jenis minuman

Kecanduan Minuman Kaleng, Nenek Ini Hampir Tak Pernah Cicipi Minuman Jenis Lain
Sepanjang hidupnya, nenek buyut satu ini hanya mengonsumsi minuman kaleng bersoda setiap hari sejak masih berusia 13 tahun.

Selama hidupnya, Jackie telah menghabiskan kira-kira 93.440 minuman kaleng yang setara dengan tiga juta gula batu, terhitung sejak pertama kali ia meminumnya pada tahun 1954 saat masih berusia 13 tahun.

Namun, tubuhnya tetap langsing, sehat dan selalu terlihat bugar hingga banyak orang yang tidak percaya bahwa ia adalah seorang pecandu.

Banyak orang yang mengira bahwa kecanduan yang dialami oleh Jackie adalah aneh dan dapat membahayakan kesehatannya sendiri tetapi Jackie tidak peduli dan tetap mengonsumsi minuman kaleng setiap hari.

Jackie tidak merasa bahwa ia kecanduan. Hal tersebut merupakan suatu yang ia sukai dan tidak ada minuman jenis lain yang dapat menggantikannya.

Meski minuman yang ia minum adalah sama tetapi uniknya Jackie hanya ingin meminum minuman yang terdapat dalam kemasan kaleng, bukan pada kemasan lainnya dan haruslah minuman tersebut dingin.

Anak-anak Jackie pun juga sudah berupaya untuk melarang kebiasaan Jackie tersebut namun upaya mereka berujung sia-sia ditambah lagi dengan melihat kondisi Jackie yang tetap sehat bugar.

Masa kecil Jackie

Kecanduan Minuman Kaleng, Nenek Ini Hampir Tak Pernah Cicipi Minuman Jenis Lain
Sepanjang hidupnya, nenek buyut satu ini hanya mengonsumsi minuman kaleng bersoda setiap hari sejak masih berusia 13 tahun.

Sejak kecil, Jackie tidak pernah tertarik dengan segelas air maupun botol susu yang ibunya coba berikan padanya.

Ia pun akan memberontak apabila menghirup aroma teh dan kopi karena ia tidak menyukainya.

Ia pernah sekali mencicipi minuman rasa limun tetapi tidak pernah menikmati rasa dari minuman tersebut, sampai pada akhirnya dia mencoba minuman kaleng pertamanya yang disajikan dalam botol kaca pada saat itu.

Pada saat Jackie hendak melahirkan anak keempatnya, ia pergi ke rumah sakit bersalin tanpa minum apapun karena tidak diizinkan untuk meminum minuman kaleng tersebut.

Namun, ketika ia harus mendapatkan perawatan pasca melahirkan, pihak rumah sakit dengan terpaksa mengizinkan Jackie minum minuman kaleng dan memperbolehkannya menyimpan minuman kaleng tersbeut di lemari es rumah sakit dengan alasan untuk memastikan bahwa ia tidak mengalami dehidrasi karena tidak ingin minum minuman lain selain minuman kaleng.

Kata ahli gizi

20160823-Minuman Soda
Ilustrasi Foto Minuman Soda (iStockphoto)

Untungnya, keluarga Jackie mendukung kebiasaan minumnya dan memastikan bahwa dia selalu memiliki persediaan minuman kaleng ketika Jackie hendak datang dan tinggal.

Nicole Rothband, seorang ahli gizi dan juru bicara spesialis untuk British Dietetic Association, mengatakan bahwa banyak meminum minuman kaleng bersoda akan meningkatkan risiko diabetes dan penyakit hati berlemak non-alkohol lainnya.

Namun, hal tersebut bergantung juga pada gaya hidup seseorang secara keseluruhan sebagai aktivitas fisik biasa dan makan makanan yang relatif sehat dapat menangkal faktor-faktor ini.

 

Penulis:

Immanuela Harlita Josephine

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya