6 Gejala Virus Corona di Kulit Anda Ini Tak Boleh Diabaikan

Tanpa disadari, kondisi penyakit kulit yang menyerang Anda ini sebenarnya gejala virus Corona

oleh Sulung Lahitani diperbarui 24 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 18:00 WIB
Jenis Penyakit Kulit
Jenis Penyakit Kulit (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Ada sejumlah gejala infeksi virus Corona yang dilaporkan seperti sakit kepala yang terus menerus, demam, batuk yang berkepanjangan. Namun, ada juga tanda-tanda infeksi virus tersebut yang mungkin tidak Anda sadari.

Beberapa tada tersebut kadang sebenarnya muncul di kulit Anda sendiri. Akan tetapi, Anda tak menyadari bahwa itu merupakan gejala infeksi virus Corona.

Berikut ini tanda-tanda di kulit yang bisa menunjukkan apakah Anda terinfeksi virus Corona atau tidak. Melansir dari Bestofline, ini dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Ruam mirip campak

Campak
Penyakit campak umumnya mengintai bayi atau anak-anak, namun ternyata masih bisa menyerang orang dewasa.

Gugus kecil bintik-bintik kemerahan yang muncul pada kulit Anda dapat menjadi tanda Anda telah terinfeksi virus Corona. Sebuah studi pada Juni 2020 yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology (JAAD) mengungkapkan bahwa di antara kelompok 171 orang dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium, ruam mirip campak adalah penyakit kulit yang paling umum, dengan 22 persen subyek melaporkan gejala tersebut.

 

2. Benjolan di jari kaki

Benjolan Berisi Cairan di Sela Jari Kaki dan Tangan
Benjolan Berisi Cairan di Sela Jari Kaki dan Tangan

Jika Anda melihat benjolan atau lesi baru di jari kaki Anda, atau mereka menunjukkan perubahan warna yang nyata, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.

Dalam studi JAAD yang disebutkan di atas, 18 persen pasien mengalami lesi merah atau ungu, suatu kondisi yang secara umum dikenal sebagai "jari kaki COVID."

Menurut penelitian lain, yang diterbitkan pada Mei 2020, dari 505 pasien dengan gejala kulit yang disebabkan oleh coronavirus , 318 melaporkan memiliki lesi ini. Terlebih lagi, di antara orang-orang itu, 55 persen mengatakan ini adalah satu-satunya gejala infeksi.

 

3. Perubahan warna kulit

Kulit Dokter Berubah Warna
Dua dokter di Wuhan mengalami perubahan warna kulit setelah selamat dari infeksi COVID-19. (Foto: tangkapan layar New York Post).

Tiga belas persen pasien dalam studi JAAD memiliki eritema makula, ruam yang sering muncul sebagai kumpulan bercak datar dan berwarna pada kulit. Ini dapat terlihat berwarna merah pada beberapa orang, terutama yang memiliki kulit lebih terang.

 

4. Ruam yang melepuh

Luka lepuh
Luka lepuh (sumber: iStockphoto)

Ruam yang melepuh itu mungkin lebih dari sekadar indikasi Anda pernah kontak dengan COVID. Faktanya, 11 persen pasien coronavirus dalam studi JAAD mengalami ruam vesikular, yang sering timbul benjolan berisi cairan di kulit.

 

5. Ruam bersisik dengan tonjolan yang terangkat

ilustrasi kulit gatal (istockphoto)
ilustrasi kulit gatal (istockphoto)

Jika kulit Anda memiliki kombinasi antara tonjolan kecil dan terangkat, mungkin ada baiknya Anda melakukan tes coronavirus. Beberapa pasien dalam penelitian JAAD mengalami ruam papulosquamous, kombinasi dari dua jenis lesi kulit.

 

6. Ruam mirip jaring laba-laba

Makanan alergi
Lima jenis makanan ini harus dihindari saat tubuh mengalami gatal dan ruam kulit.

Retiform purpura — sejenis kondisi kulit yang terjadi ketika pembuluh darah melemah, menyebabkan hilangnya aliran darah ke kulit, perubahan warna, atau kematian jaringan — ditemukan pada 6,4 persen pasien dalam studi JAAD. Namun, penulis penelitian mencatat bahwa kondisi ini, yang ditemukan hanya pada ekstremitas dan bokong pasien, terlihat secara eksklusif pada pasien yang dianggap sakit kritis; 100 persen pasien dengan purpura retiform dirawat di rumah sakit dan 82 persen mengalami Sindrom Gangguan Pernafasan Akut (ARDS).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya