Masih Dipercaya, 10 Takhayul Pembawa Sial Saat Tahun Baru Imlek

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek menjadi budaya tradisional Tiongkok yang dirayakan setahun sekali. Perayaan ini juga dikenal dengan Festival Musim Semi, karena dimulai pada awal musim semi dan menandai sebagai akhir dari musim dingin.

Festival ini melambangkan sebagai keinginan semua individu untuk menyambut hidup baru. Dalam perayaannya, seluruh warga Tiongkok berkumpul bersama keluarga dan semua kegiatan diliburkan.

Perayaan acara ini berlangsung selama 15 hari sejak malam Tahun Baru Imlek. Warga Tiongkok biasanya mengawali acara dengan berkumpul bersama keluarga, lalu berakhir dengan Festival Lentera.

Saat Tahun Baru Imlek juga terdapat perintah dan larangan yang harus ditaati. Berikut beberapa takhayul pembawa sial yang tidak boleh dilakukan selama Tahun Baru Imlek seperti melansir dari China Highlights, Jumat (12/2/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Saat hari pertama Tahun Baru Imlek, meminum obat atau meminum jamu adalah hal yang tabu. Hal itu dipercaya akan menmbuat Anda menjadi sakit selama setahun. Sehingga banyak warga Tiongkok yang tidak melakukannya atas kepercayaannya tersebut.

Di beberapa tempat, setelah tahun baru diumumkan, orang yang sedang sakit bahkan rela mematahkan obat mereka. Mereka meyakini bahwa cara tersebut dapat menghilangkan penyakit di tahun yang akan datang.

2. Jangan Membuang Sampah atau Menyapu

Orang Tiongkok percaya jika membuang sampah pada Tahun Baru Imlek dapat membuang keberuntungan. Sementara menyapu diartikan sebagai menyapu kekayaan. Oleh karena itu, kedua kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan.

Kata rambut dalam bahasa Tiongkok memiliki pelafalan dan karakter yang sama dengan fa in facai, yang memiliki arti 'menjadi kaya'. Sehingga mencuci rambut tidak baik dilakukan pada hari pertama tahun Lunar, karena dipercaya dapat 'membasuh kekayaan' di awal tahun baru.

Sementara, mencuci baju tidak disarankan pada hari pertama dan kedua, karena hari itu diperingati sebagai hari lahir Shuishen atau Dewa Air.

4. Anak-anak Tak Boleh Menangis

Orang Tiongkok memaknai warna merah sebagai warna keberuntungan. Dalam Tahun Baru Imlek, sebisa mungkin untuk mencegah anak-anak menangis. Sebab tangisan anak dipercaya dapat membawa sial bagi keluarga.

Di China, sarapan dengan bubur dipercaya sebagai pertanda buruk. Sebab, mereka menganggap hanya orang miskin yang mempunyai bubur untuk sarapan. Larangan ini ditaati karena orang tidak ingin memulai tahun baru dengan tahun yang miskin.

Sementara, larangan memakan daging saat sarapan untuk menghormati dewa dalam agama Buddha. Hal itu berarti mereka menentang pembunuhan hewan, karena saat Tahun Baru Imlek semua dewa diharapkan keluar untuk bertemu dan memberi selamat.

6. Tidak Datang ke Rumah Sakit

Mengunjungi rumah sakit saat Tahun Baru Imlek dipercaya akan membawa penyakit kepada diri sendiri selama satu tahun. Sehingga hal ini sangat dihindari oleh orang Tiongkok, kecuali dalam keadaan darurat.

Kegiatan pinjam meminjam uang harus dihindari selama Tahun Baru Imlek. Jika memiliki hutang, maka harus dibayar pada malam tahun baru. Sebab kegiatan meminjam uang, menagih hutang, atau meminjamkan uang saat Imlek dipercaya dapat membawa sial sepanjang tahun.

8. Anak Perempuan yang Sudah Menikah Dilarang Mengunjungi Orang Tua

Bagi anak peremuan yang sudah menikah, mengunjungi rumah orang tua saat Tahun Baru Imlek harus dihindari. Hal itu dipercaya dapat membawa kesialan bagi orang tuanya, seperti mengalama kesulitan ekonomi. Mereka dapat mengunjungi rumah orang tua saat hari kedua tahun baru.

Selama Tahun Baru Imlek, hindari menjadi korban pencurian uang dan barang. Masyarakat Tiongkok harus dapat menjaga barang-barang dan uangnya dari tangan-tangan nakal. Jika itu terjadi selama Imlek, maka seluruh kekayaan orang tersebut dipercaya akan dicuri di tahun mendatang.

10. Dilarang Menjahit

Orang Tiongkok meyakini untuk tidak melakukan pekerjaan menjahit maupun penggunaan gunting dan pisau. Jika tetap dilakukan, hal itu dipercaya dapat menyebabkan seseorang tidak beruntung dan kekayaan akan menipis di tahun mendatang.

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta