Berdana Ratusan Miliar, Ini 3 Fakta Terkait Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani

Berikut deretan fakta terkait pembangunan kereta gantung di gunung Rinjani.

oleh Camelia diperbarui 21 Jun 2022, 10:56 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 16:55 WIB
Gunung Rinjani
Meski tidak sepopuler jalur pendakian Senaru dan Senalun, Torean oleh masyarakat lokal kerap digunakan “jalan singkat” untuk langsung sampai ke Danau Segara Anak. Foto: Andi Jatmiko/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Proyek pembangunan kereta gantung pada Gunung Rinjani yang berada di Desa Lantan, Lombok Tengah, NTB, nampaknya akan segera terealisasi. Tak tanggung-tanggung pembangunan proyek kereta gantung tersebut dikatakan akan memakan dana hingga ratusan miliar rupiah dari berbagai investor di luar negeri. 

Kereta gantung itu nantinya akan membentang hingga belasan kilometer. Meski begitu proyek ini sempat menuai kontra lantaran dinilai bisa merusak lingkungan yang ada di sekitar gunung Rinjani. Terlebih lagi, kawasan tersebut adalah geopark yang telah masuk UNESCO. Lantas, bagaimana dampak pembangunan tersebut terhadap lingkungan gunung rinjani? Berikut deretan fakta terkait pembangunan kereta gantung gunung Rinjani.

Berdana Ratusan Miliar

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Layanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB Muhammad Roem menyebut, proyek pembangunan kereta gantung tersebut rencananya akan didanai investor Tiongkok senilai Rp 600 miliar. Roem menyebutkan, dana itu akan digelontorkan melalui duta besar Tiongkok yang ada di Indonesia. Saat ini Pemda NTB Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih terus mengkaji soal analisis dampak lingkungan (AMDAL) terhadap pembangunan tersebut.

Terbentang Sepanjang 11 Kilometer

Sementara itu saat ini pihak investor juga tengah melengkapi data dan dokumen master plan terkait pembangunan kereta gantung disebut-sebut sepanjang 11 kilometer di Gunung Rinjani itu.

Walhi Peringatkan Investor Terkait Dampak pada Lingkungan

Proyek kereta gantung ini sempat menuai polemik lantaran dikhawatirkan bisa merusak lingkungan. Namun Roem memastikan pembangunan kereta gantung tersebut berada di luar Taman Nasional Gunung Rinjani, sehingga tidak akan merusak habitat hutan yang ada di Kawasan tersebut.

Terkait rencana pembangunan itu, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) NTB meminta pemerintah daerah untuk mengkaji lebih dalam soal dampak lingkungan yang akan terjadi jika kereta gantung tersebut benar-benar terealisasi, mengingat kawasan tersebut adalah geopark yang telah masuk UNESCO. Dewan Nasional WALHI Dwi Sudarsono mengatakan, pemda harus lebih hati-hati dalam mengkaji AMDALnya dan harus lebih ketat.

"Coba lihat kereta gantung di Swiss misalnya, mereka bersalju gunungnya lebih keras, kita yang ada di Rinjani berbeda, ini kawasan hutan akan susah nanti membangun lokasi tur kereta. Nantinya tower akan dipasangkan di tengah hutan, tentu akan ada pembongkaran, ada potensi akan ada semen untuk mengeraskannya," katanya.

Walhi mewanti-wanti pihak investor dan pemda harus punya klausul jika ada kerusakan hutan yang terjadi akibat pembangunan kereta gantung di Gunung Rinjani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wabup Lombok Tengah Minta Investor Jangan Ragu

Taman Nasional Gunung Rinjani
Bukit Propok di Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. (dok. Instagram @en.cres/https://www.instagram.com/p/BynCoitB2yB/)

Sebelumnya, Wakil Bupati Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) HM Nursiah mengatakan, para investor supaya jangan ragu untuk melakukan investasi, karena potensi di Lombok Tengah selain pariwisata, masih ada potensi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, industri kecil menengah (IKM), dan sejumlah hal terkait perkembangan pasar properti.

"Para investor jangan ragu untuk menanamkan modal di Kabupaten Lombok Tengah," kata HM Nursiah.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sangat terbuka dan akan memberikan kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modal. Bahkan informasi terkait dengan proses pengerjaan proyek juga dapat diakses melalui media digital.

"Kita sangat terbuka. Teman-teman bisa dengan mudah untuk akses informasi terkait izin maupun proyek-proyek yang bisa ditender melalui website yang telah disiapkan pemerintah kabupaten. Jadi kita pastikan semua berjalan terbuka, cepat dan bersih," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Lombok Tengah juga mengatakan progres pembangunan Kabupaten Lombok Tengah saat ini cukup signifikan, seperti keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sirkuit MotoGP. Dalam meningkatkan pelayanan, pemerintah daerah telah menerapkan layanan secara digital dalam memberikan pelayanan publik di Kabupaten Lombok Tengah.

"Pelayanan publik telah dilakukan secara digital," katanya.

Ia juga memaparkan sejumlah data terkini terkait pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Materi paparan disampaikan secara detail dan sistematis di antaranya terkait dengan status Lombok Tengah sebagai kawasan unggulan pariwisata.

"Ada 4 hal yang menjadikan Lombok Tengah sebagai kawasan unggulan pariwisata, yakni keberadaan KEK Mandalika, keberadaan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Rinjani Global Geopark, keberadaan desa wisata dan keberadaan sirkuit motocross," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya