Liputan6.com, Jakarta - Kitefin menjadi salah satu spesies hiu yang telah ditemukan pada tahun 1788. Adapun klaim bahwa hiu ini dapat menyala di dalam gelap telah ditemukan dari jurnal Italia, yang berusia lebih dari 200 tahun lalu.
Namun, saat itu pertanyaan apa fungsi hiu ini dapat menyala belum memiliki jawaban. Tetapi tak perlu khawatir, peneliti telah menemukan jawabannya pada tahun 2021.
Melansir dari Discovery, Kamis (10/11/2022), hiu kitefin sejauh ini merupakan hiu bercahaya terbesar yang dapat “menyalakan” sirip punggungnya. Hal ini dikarenakan kitefin memiliki jenis dentikel kulit (nama lain sisik hiu) dan organ yang memancarkan cahaya di kulitnya.
Advertisement
The Guardian juga memberitakan penemuan ini. Berdasarkan beritanya, mereka mewawancarai Jérôme Mallefet, seorang ahli biologi di Université catholique de Louvain, Belgia, yang telah berhasil melihat dan melakukan penelitan langsung terhadap hiu ini.
Hiu kitefin “glow in the dark” ini ditemukan di 1.000 mil sebelah timur Selandia Baru, di atas kapal penelitian perikanan yang kala itu sedang menggunakan jaring pukat skala besar untuk mensurvei spesies yang mendiami zona laut 800 meter ke bawah.
Adapun survei sebelumnya di daerah tersebut secara teratur menangkap hiu kitefin, tetapi Mallefet adalah orang pertama yang dengan hati-hati memindahkannya ke dalam ruangan yang gelap. Dengan lampu yang diredupkan, ia melihat hiu kitefin hidup memiliki cahaya biru-hijau di seluruh tubuh hewan tersebut.
Fungsi Cahaya di Dalam Gelap Bagi Makhluk Lain
Melansir dari The Guardian, spesies hiu laut dalam yang lebih kecil menggunakan “lampu” mereka untuk bertahan hidup dan untuk berkomunikasi satu sama lain.
Beberapa hiu memiliki duri di punggungnya yang menyala seperti lightsaber, memperingatkan penyusup untuk meninggalkan mereka sendirian.
Fungsi lain diperkirakan sebagai penarik lawan jenis untuk hiu kawin. Fungsi ini dimiliki oleh beberapa hiu jantan untuk menerangi alat kelamin mereka dan menjadi sebuah trik yang mungkin membantu untuk menarik pasangan.
Dan banyak hiu memiliki perut yang bercahaya, yang membantu mereka menyembunyikan siluet mereka dari predator yang bersembunyi di bawah mereka di kedalaman, dengan membaur dengan cahaya biru dari permukaan.
Advertisement
Fungsi Cahaya Bagi Hiu Kitefin
Namun, fungsi-fungsi di atas diyakini tidak memengaruhi kehidupan hiu kitefin yang menjadi predator dan memilki tubuh besar sehingga mereka tidak perlu terlalu khawatir tentang bersembunyi dari predator lain.
Jerome Mallefet yang melakukan penelitian ini percaya bahwa bagian bawah mereka yang bercahaya dapat menerangi dasar laut untuk membantu mereka berburu, sekaligus membiarkan mereka menyelinap ke mangsa tanpa terlihat.
Hal ini juga menjelaskan bagaimana hiu kitefin ditemukan dengan spesies hiu yang berenang lebih cepat di dalam perutnya.
Adapun hiu kitefin adalah salah satu hiu yang paling lambat dari semua hiu pada kecepatan jelajah normal mereka. Diperkirakan mereka membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk berjalan sejauh 100 meter.
Masih Menjadi Misteri
Dalam keterangannya, Mallefet memperkirakan bahwa hiu kitefin menggunakan dua atau tiga hormon setidaknya untuk memicu atau memperlambat emisi cahaya.
Di sisi lain, untuk berganti menjadi mode “normal,” hiu kitefin tidak dapat langsung berganti dalam sepersekian detik. Proses pergeserannya memakan waktu yang cukup lambat dan hiu kitefin bisa bersinar selama satu atau dua jam.
Sayangnya, salah satu aspek kemampuan bercahaya hiu yang masih menjadi teka-teki, termasuk untuk hiu kitefin, adalah bagaimana tepatnya mereka menghasilkan cahaya.
Banyak hewan bercahaya memiliki bakteri simbiotik di dalam tubuhnya yang bertindak sebagai mitra bercahaya, tetapi tidak ada yang ditemukan pada hiu. Makhluk bercahaya lainnya menghasilkan bahan kimia yang melakukan reaksi pemancar cahaya.
Advertisement