Liputan6.com, Jakarta - Memasuki Desember, setiap orang tentu memiliki cara untuk menyambut tahun baru yang lebih baik.
Tak terkecuali meningkatkan karisma diri dan tampil lebih percaya diri di hadapan orang lain.
Baca Juga
Sama halnya ketika kamu melihat seseorang yang dapat memimpin di depan ruangan, kamu pasti bertanya-tanya bagimana mereka mungkin ahli di bidangnya.
Advertisement
Orang seperti itu memiliki salah satu kualitas yang patut ditiru yakni karisma. Ada pun beberapa orang tampaknya telah terlahir sudah dengan memiliki karisma. Tetapi dapatkah karisma dipelajari dan dikembangkan?
Melansir Healthline, Jumat (2/12/2022), para peneliti telah mempelajari efek karisma selama beberapa dekade, tetapi hanya sedikit penelitian yang mencoba untuk mencari tahu karakteristik spesifik mana yang dimaksud orang ketika mereka mengatakan seseorang itu karismatik.
Untuk menjawabnya, sebuah studi pada 2018 mempersempit karakteristik karisma menjadi dua, yakni pengaruh dan keramahan.
Keramahan dalam hal ini didefinisikan sebagai pribadi yang mudah didekati secara emosional. Orang yang ramah sering tersenyum, bergaul dengan berbagai kepribadian, dan membuat orang lain merasa nyaman.
Di sisi lain, pengaruh adalah semacam daya tarik yang dimiliki seseorang. Pengaruh merupakan kemampuan untuk menarik perhatian di sebuah ruangan. Orang yang berpengaruh cenderung mengambil tanggung jawab kepemimpinan dan dianggap persuasif.
Kabar baiknya, untuk menjadi seorang yang karismatik, seseorang tidak perlu harus merupakan seorang ekstrovert. Setiap orang dapat belajar bagaimana menjadi lebih karismatik dalam interaksi sosial dan profesional, bahkan ketika mereka merupakan seseorang yang canggung dan pemalu.
Berikut sejumlah cara agar kamu bisa memiliki karisma dan menjadi karismatik dihimpun Liputan6.com dari bebagai sumber:
Tersenyum dan Postur Tubuh
1. Tersenyum
Konteks tersenyum di sini adalah untuk terbuka melalui ekspresi dan bahasa tubuh. Nyatanya, senyuman dapat dirasakan sebagai undangan bagi seseorang untuk mendekat.
Jadi, jika kamu ingin orang-orang merasa disambut dan merasa memiliki di sekitarmu, biarkanlah diri tersenyum dengan tulus -- salah satu senyuman yang benar-benar hangat yang menjangkau sampai ke kerutan di dekat mata.
Hal ini dikarenakan senyuman yang tulus dapat serta merta memberikan efek positif bagi diri sendiri dan bagi mereka yang terpapar olehnya.
2. Postur yang Baik
Mengutip The Bustle, bahasa tubuh adalah segalanya saat membuat kesan pertama yang baik. Jadi, pastikanlah jangan lupa untuk memperhatikan postur tubuh. Postur tubuh yang tegak dan baik akan menunjukkan harga dan pembawaan diri bagi sekitar.
Postur tubuh yang baik juga dapat memperlihatkan aura percaya diri dengan berdiri atau duduk lebih tegak.
Advertisement
Self Care dan Kontak Mata
3. Memprioritaskan Self Care
Mengutip Success Consciousness, sebelum berpikir untuk membuat orang lain terkesan, cobalah untuk mengesankan diri sendiri terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan memprioritaskan kualitas diri akan membuatmu secara perlahan menerima dan mencintai diri sendiri.
Untuk melakukannya, perawatan diri dapat dilakukan untuk menjaga kepribadian yang tetap disiplin dan berkarisma.
Meskipun hal ini memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, aktivitas perawatan diri dapat mencakup berolahraga, banyak tidur, dan makan dengan baik. Aktivitas ini berkaitan dengan apa pun yang membuatmu merasa menjadi versi diri sendiri yang terbaik.
4. Kontak Mata
Sedikit penjelasan diperlukan di sini, ada beberapa situasi di mana tatapan mata langsung dapat dianggap mengancam -- kontak mata saat kamu melewati orang asing di gang yang gelap, misalnya.
Namun, secara keseluruhan, menatap mata seseorang mengirimkan pesan yang jelas bahwa kamu memperhatikan. Nyatanya, para peneliti telah menemukan bahwa menatap seseorang secara langsung mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan penghargaan dan inklusi sosial.
Dalam penelitian, menatap mata seseorang akan membuat orang lain cenderung lebih menarik, kompeten, dan disukai.
Hal ini tentunya bisa kamu coba untuk meningkatkan karisma. Apabila kamu tidak terbiasa dengan kontak mata, latihlah diri dengan bercermin dan menatap mata orang-orang terdekat yang merasa nyaman.
Cara Berbicara dan Perhatikan Gerakan Tangan
5. Cara Berbicara
Mengutip Healthline, cobalah untuk jangan berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat. Bicaralah langsung pada intinya karena orang ingin tahu persis apa yang kamu bicarakan, jika tidak, mereka akan cepat bosan.
Cobalah untuk menjaga agar suaramu tetap tenang, tetapi jelas. Selain memiliki pengaruh relaksasi pada orang yang diajak bicara, berbicara dengan tenang mengharuskan orang untuk lebih memperhatikan apa yang kamu coba untuk katakan, sehingga mereka lebih dapat mendengarmu.
6. Gunakan Gerakan Tangan Ketika Berbicara
Gerakan tangan bukan hanya mengepakkan tangan dan menggoyangkannya tanpa berpikir. Gerakan tangan itu sendiri merupakan strategi komunikasi yang sangat efektif.
Contohnya, gerakan tangan yang kuat seringkali digunakan untuk menggarisbawahi, menyoroti, atau mewakili gagasan yang dikomunikasikan.
Gerakan tangan juga secara visual menawan. Seseorang yang menggunakan gestur tangan untuk dan menekankan makna, akan lebih memperdalam pemahaman bagi orang lain.
Bahkan, bagian otak yang sama yang menginterpretasikan ucapan juga memproses makna gerakan tangan, mungkin karena manusia mungkin telah berkomunikasi dengan gerakan tangan jauh sebelum mereka mengekspresikan gagasan dengan kata-kata.
Advertisement
Temukan Kesamaan
7. Temukan Kesamaan dalam Hubungan
Karisma adalah tentang koneksi dan juga tentang kesan. Saat kamu berinteraksi dengan orang lain, waspadalah terhadap pengalaman, ide, dan hubungan yang sama. Mungkin kamu mengendarai mobil yang sama, mendukung tim yang sama, atau berbagi fobia yang unik.
Ketika kamu menemukan kesamaan, jangan takut untuk mengajukan pertanyaan atau menggali lebih dalam. Hubungan yang tulus bukanlah pekerjaan sesaat.
Menciptakan ikatan dengan orang lain adalah tindakan berani, hal ini turut berpengaruh pada tubuhmu yang memberi imbalan karena telah mengambil langkah berani. Neurokimia yang kuat, termasuk dopamin, serotonin, dan oksitosin dilepaskan selama interaksi sosial.