Yuk, Coba Terapkan Metode Nunchi, Gaya Pengasuhan ala Korea untuk Menumbuhkan Empati Anak

Korea bukan hanya dikenal dengan drama atau film, lho. Gaya pengasuhannya juga bisa Anda tiru.

oleh Bella Zoditama diperbarui 24 Jul 2023, 20:06 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2023, 20:06 WIB
5 Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak yang Bisa Dilatih Lewat Permainan
Ilustrasi anak bermain dengan orangtua. (dok. Paddle Pop)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai orang tua, khususnya orang tua baru, pasti Anda dan pasangan sulit sekali menentukan gaya pengasuhan yang cocok untuk Si Kecil. Karena ada banyak sekali pola pengasuhan anak yang berbeda-beda untuk diterapkan langsung. Kali ini, kami akan memberitahukan tentang Nunchi (diucapkan noon-chee), yaitu gaya pengasuhan ala Korea yang bisa ditiru. Nah, pernahkah Anda mendengar Nunchi sebelumnya? Gaya pengasuhan ini dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan anak, khususnya dalam hal empati. 

Dilansir dari The Guardian, penulis buku The Power of Nunchi: The Korean Secret to Happiness and Success, Euny Hong, yang juga merupakan seorang jurnalis Korea-Amerika, mengungkapkan bahwa Nunchi adalah “Seni memahami apa yang orang pikirkan dan rasakan”. Kemampuan ini merupakan sebuah kualitas yang dipegang oleh mereka yang peka terhadap dinamika dalam kelompok tertentu.

Nunchi sendiri sudah mulai dikenalkan kepada anak-anak di Korea sejak usia 3 tahun. Di mana dalam praktiknya, Nunchi akan melibatkan tentang siapa yang sedang berbicara, siapa yang mendengarkan, siapa yang menyela, atau siapa yang sedang melirik.

Dari situ, seseorang akan membuat penilaian yang bermanfaat tentang hubungan dalam sebuah kelompok, suasana hati seseorang secara keseluruhan, khususnya bagaimana cara berperilaku dengan orang lain berdasarkan hasil pengamatan tersebut.

Lalu, bagaimana cara menerapkan Nunchi dalam gaya parenting? Supaya tidak bingung, kami sudah merangkumkan dari berbagai sumber, Jumat (21/7/2023), berikut ini. Yuk, simak penjelasannya!

Berkenalan Lebih Lengkap dengan Nunchi

Belajar Menerapkan Pola Hidup Sehat
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/Nathan

Nunchi adalah seni merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain — dan kemudian merespons dengan tepat. Ini adalah kemampuan membaca situasi dengan cepat dengan penekanan pada kolektif, bukan pada individu tertentu.

Kecepatan adalah yang terpenting bagi Nunchi. Mereka yang memiliki Nunchi “cepat” akan terus-menerus mengkalibrasi ulang asumsi mereka berdasarkan kata, gerakan, atau ekspresi wajah baru apa pun, sehingga mereka selalu hadir dan sadar.

Dalam pola pengasuhan anak ala tradisional Korea, Nunchi bisa juga dianggap seperti "Lihat ke dua arah sebelum menyebrang jalan" atau "Jangan pukul adikmu". Dari sini, mereka akan diajarkan sebuah empati dan konsekuensi dari perilaku yang diambil. Tidak hanya itu, hal ini juga dimaksudkan agar dapat mengajari anak-anak bahwa dunia tidak berputar di sekitar mereka dan segala sesuatunya tidak akan mudah didapatkan. 

Maka, saat anak sudah mengerti perilaku yang dilakukannya tapi mereka tidak menyadari konsekuensi tindakan atau kata-kata mereka terhadap orang lain, bisa dikatakan anak tersebut tidak memiliki Nunchi. Bagi para orang tua, tidak peduli seberapa manis dan baik hati anak mereka, mereka mungkin akan sulit beradaptasi, kecuali ketidaktahuan itu sering dilatih.

Gaya Pengasuhan dengan Metode Nunchi

Empati
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/Ketut

Di Korea, Nunchi layaknya sebuah superpower. Beberapa bahkan mengatakan bahwa itu memungkinkan Anda membaca pikiran, meskipun tidak ada yang spesial mengenai hal tersebut. Nah, jika diterapkan menjadi gaya pengasuhan, Nunchi akan mempelajari konsep kecerdasan emosional agar seorang anak ke depannya dapat bertindak dengan lebih bijaksana. Jadi, orang tua di Korea akan menanamkan Nunchi terlebih dahulu kepada anak-anak mereka dan memberitahukan bahwa "Ini bukan hanya tentang kamu".

Contoh gaya parenting Nunchi dalam situasi nyata, misalnya seorang ibu sedang berbelanja dengan anaknya yang berusia 4 tahun. Rupanya mereka sudah menunggu lama karena sedang mengantre, lalu anak tersebut sudah tidak sabar karena merasa lapar.

Ketika dalam posisi tersebut, ibu biasa mungkin akan menjawab, "Oh anak malang! Maafkan Ibu, ya. Ini ada beberapa buah anggur yang bisa menahan rasa lapar."

Namun ibu Korea tidak akan menjawab demikian. Ia justru akan mengatakan, "Lihatlah semua orang banyak yang mengantre seperti kita. Nah, apakah di antara mereka tidak ada yang merasakan kelaparan seperti kamu?"

Nunchi dapat menjadi kekuatan bagi orang tua atau anak yang cenderung introvert. Dengan metode Nunchi ini, seseorang dapat melawan kecemasan sosial dan mengelola stres dengan baik.

Manfaat Menerapkan Nunchi dalam Gaya Pengasuhan

8 Game Edukatif yang Menyenangkan Untuk Pertumbuhan Balita Tiga Tahun
Ilustrasi balita bermain bersama. (Sumber foto: Pexels.com)

Tidak sekadar mengajarkan sopan santun dan empati sejak dini, konsep Nunchi juga membutuhkan kecepatan dalam memikirkan dan melihat sesuatu. Oleh karenanya, saat mengajarkan hal tersebut orang tua harus bisa mengasah kemampuan anak dalam memahami secara langsung tentang apa yang dipikirkannya dan dirasakannya dalam suasana tertentu.

Walaupun mungkin terkesan seperti jahat dan kejam, tapi dengan metode ini anak akan mengetahui apa yang ingin dicapainya, terutama dalam hal bersosialisasi. Pola asuh ini bisa membantu para orang tua untuk mendidik anak sebagai pribadi yang sangat baik, serta siap meraih kesuksesan secara menyeluruh.

Jadi, ketika anak sudah terbiasa mengamati secara cepat lingkungan di sekitar mereka, mereka pun nantinya dapat memutuskan dan menentukan keputusan yang tepat untuk kehidupannya yang lebih baik. Apalagi kecerdasan akademik saja tidak cukup bagi anak. Kecerdasan sosial pun juga perlu diasah, seperti Nunchi ini.

Gim Berbahaya
Inilah sejumlah gim yang dianggap berbahaya untuk anak-anak (Sumber: Infografis Sahabat Keluarga kemendikbud).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya