Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kompetensi guru merupakan salah satu kunci dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menjadi sebuah tantangan baru bagi para guru karena memiliki metode yang banyak berbeda dari metode konvensional yang sejak dulu dijalankan di dunia pendidikan Indonesia.
Dengan adanya IKM, semua guru secara otomatis harus kembali belajar untuk memahami metode yang baru ini. Namun, para guru di Sulawesi Tenggara masih banyak yang belum mendapatkan akses pelatihan kompetensi guru yang mudah dijangkau dan berkualitas.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, berkolaborasi dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) menyelenggarakan Teachers Learning Center (TLC).
Advertisement
Dilaksanakan di bawah naungan School Development Outreach (SDO), TLC Sultra bertujuan menjembatani akses pelatihan kompetensi guru di Sulawesi Tenggara. Dimulai sejak 2021 silam, Disdikbud Sultra bersama PSF-SDO telah menyeleksi 30 guru yang kini berperan sebagai Master Teacher TLC dan mengimbaskan ilmu yang didapatkan selama pelatihan kepada banyak guru lainnya.
“Putera Sampoerna Foundation meyakini bahwa semua guru berhak untuk mendapatkan akses peningkatan kompetensi profesi agar mereka dapat terus membangun jenjang profesinya. Namun bagi sebagian guru, mengikuti pelatihan merupakan keistimewaan yang memerlukan akses jarak, waktu, dan biaya. Maka Program TLC Sultra yang kami jalankan bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara ini merupakan sebuah cara agar dapat menjangkau lebih banyak guru. Dalam pelaksanaannya, TLC mempersiapkan para pendidik agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang cakap, berkompeten dan berdaya saing,” papar George Yudistira Irawan selaku Chairman, Board of Executive Putera Sampoerna Foundation.
TLC sebagai Dukungan Terhadap Fokus Utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sultra
Peningkatan kapasitas dan kompetensi guru juga telah menjadi fokus utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemprov Sultra, agar nantinya lebih siap mempraktekkan pembelajaran di era Merdeka Belajar.
Namun agar langkah-langkah yang diambil lebih terarah, Disdikbud Sultra memerlukan mitra yang memiliki semangat yang sama dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi pendidik di Sultra.
Melihat pengalaman dan kecakapan PSF-SDO dalam menjalankan setiap program pemberdayaan guru, Pemprov Sultra melalui Disdikbud berkolaborasi dengan PSF-SDO membantu menjawab tantangan yang dihadapi para pendidik di Sultra lewat program TLC.
“Sebelum bekerja sama dengan PSF, kami banyak berdiskusi dengan para guru dan menyadari bahwa proses pembelajaran di Sultra masih berorientasi pada guru dan belum menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran. Maka kami ingin sekali memperbaiki kondisi tersebut. Agar dapat menerapkan metode dan teknik pembelajaran yang komunikatif dan produktif, kami memutuskan berkolaborasi dengan PSF yang sudah berpengalaman dalam bidang pendidikan,” ujar Asrun Lio, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Asrun menambahkan bahwa TLC mulai berjalan pada tahun 2021 saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sultra. Saat ini setelah menjadi Sekda, ia terus memantau dan mengikuti evaluasi jalannya program.
“Program semacam ini idealnya tidak berhenti di tengah jalan dan saya harapkan dapat berlanjut. Tentu untuk itu harus terus melakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja yang harus dibenahi, termasuk sejauh mana pengaruhnya terhadap pengembangan SDM,” tambah Asrun.
Advertisement
Pembelajaran Menyeluruh TLC untuk Pemberdayaan Guru Melalui Master Teacher
Saat ini, TLC Sultra menutup tahun keduanya dari testimoni para guru yang mengikuti pelatihan, mereka mengakui materi yang didapatkan sangat menyeluruh. Bukan hanya mengenai pengembangan materi belajar, namun mereka juga diberikan arahan untuk mempersiapkan diri agar pengimbasan kepada guru-guru lain lebih efektif.
“Kami diajarkan untuk melakukan survey analisis kebutuhan peserta agar bisa menyiapkan modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta. Ada pula materi andragogi, ilmu untuk memberikan pengajaran kepada orang dewasa. Selain itu kami juga diajarkan agar selalu asertif agar komunikasi lebih efektif. Jadi banyak sekali ilmu yang kami serap,” papar Wa Nini, salah satu Master Teacher dan guru SMAN 5 Kendari.
Wa Nini adalah satu dari tiga puluh guru yang berhasil lolos seleksi sebagai Master Teacher. Di SMAN 5 Kendari, ia bersama empat rekan guru lainnya berperan sebagai Master Teacher dan sudah mampu mengimbaskan materi yang didapatkan dari TLC kepada banyak guru di Sultra.
Semangat Kolaboratif TLC
Program TLC Sultra oleh PSF-SDO adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemangku kepentingan lokal, guru, dan masyarakat dapat menjembatani akses pelatihan guru yang terjangkau dan berkualitas. Program ini berkomitmen untuk terus memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi guru di Sulawesi Tenggara.
Dengan adanya TLC, guru-guru di Sultra memiliki wadah belajar yang sangat kondusif dan produktif. Bergerak dengan semangat “dari guru, oleh guru, untuk guru”, para MT mengimbaskan ilmu yang mereka dapat saat pelatihan kepada banyak guru di Sultra, baik melalui kegiatan yang dikelola oleh PSF maupun dengan mengisi undangan dari sekolah-sekolah lainnya. Pada akhirnya, para guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran bermakna dan berkualitas bagi para muridnya.
Advertisement