Liputan6.com, Jakarta - Franchise minuman teh asal China, Chagee memperoleh valuasi sebesar USD 6,2 miliar atau Rp 104,5 triliun setelah sahamnya naik 21 persen dalam debut pembukaan perdagangan sahamnya di bursa Nasdaq.
Mengutip Channel News Asia, Minggu (20/4/2025) saham depositari Amerika milik Chagee dibuka pada harga USD 33,75 per saham, dibandingkan dengan harga penawaran umum perdananya sebesar USD 28.
Chagee menjual 14,7 juta ADS pada puncak kisaran yang dipasarkannya sebesar USD 26 hingga USD 28 per saham untuk mengumpulkan YAS 411 juta, dalam pencatatan terbesar untuk perusahaan asal China sejak perusahaan vaping RLX Technology melakukan IPO senilai USD 1,4 miliar pada Januari 2021, menurut data Dealogic.
Advertisement
Reaksi pasar menandakan minat investor yang berkelanjutan terhadap IPO China di bursa saham AS pada saat dua negara ekonomi terbesar dunia itu dilanda perang dagang.
Di Asia, rata-rata indeks saham Jepang, Nikkei naik 1 persen pada hari Jumat (18/4) dan mencatat minggu terbaiknya dalam tiga bulan.
Perkembangan ini menyusul harapan investor bahwa Presiden AS Donald Trump akan dapat menengahi kesepakatan perdagangan dengan beberapa mitra dagang utamanya, termasuk Jepang.
Mengutip Businesstimes, minggu (19/4/2025) indeks Nikkei menyentuh level tertinggi dua minggu di 34.758,97 sebelum mengakhiri hari dengan kenaikan 1,03 persen di 34.730,28, meskipun perdagangan agak tenang karena liburan Paskah di sebagian besar pasar lainnya.
Secara total, indeks Nikkei telah naik 3,41 persen minggu ini dan mencapai level tertinggi sejak 20 Januari 2025 untuk menghentikan penurunan tiga minggu.
IPO FORE Sukses, Oversubscribe 200 Kali hingga Saham ARA
Fore Coffee, perusahaan rintisan kopi asal Indonesia yang berdiri sejak 2018, telah menorehkan sejarah baru dengan suksesnya Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada 14 April 2025. IPO yang menawarkan saham dengan harga Rp 188 per lembar ini mengalami oversubscribe yang luar biasa, mencapai 200,63 kali lipat.
Tak hanya itu, di hari pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham FORE langsung Auto Reject Atas (ARA). Saham FORE naik 34,04 persen ke posisi 252, sesaat setelah perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.003 kali. Volume saham yang ditransaksikan tercatat sebanyak 124.636 lembar senilai Rp 3,14 miliar.
Komisaris Utama Fore Coffee serta Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, menilai, keputusan untuk terus melakukan proses IPO di tengah gejolak pasar global adalah keputusan yang terbaik. Keputusan ini tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi diambil berdasarkan keyakinan yang teguh.
"IPO Fore Coffee ini akan menjadi contoh bahwa ada startup di Indonesia yang dikelola dengan baik, profitable, serta dijalankan dengan tata kelola yang baik; investornya tidak selalu memikirkan valuasi dan exit dan mengutamakan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Willson, Senin (14/4/2025).
Untuk diketahui, nama Fore sendiri terinspirasi dari kata 'forest' (hutan), yang merepresentasikan pertumbuhan yang cepat dan dampak positif bagi lingkungan. Sejak awal, Fore Coffee berkomitmen untuk menyajikan kopi spesial berkualitas tinggi dengan menggunakan biji arabika pilihan yang bersumber langsung dari petani.
Proses pengolahan kopi, mulai dari pemilihan biji hingga pemanggangan, dilakukan dengan teknologi canggih dan dipadukan dengan pelatihan barista yang handal untuk memastikan setiap cangkir kopi memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. Hal ini sejalan dengan visi mereka untuk menyebarkan budaya kopi Indonesia ke seluruh dunia, seperti yang tercermin dalam tagline mereka, 'Grind the Essentials'.
Kesuksesan IPO Fore Coffee tidak terlepas dari strategi bisnis dan inovasi yang mereka terapkan. Salah satu produk andalan mereka, Butterscotch Sea-Salt Latte, telah terjual lebih dari 8 juta cangkir sejak tahun 2022. Mereka juga fokus pada kategori Foodservice Roast Coffee, yang diproyeksikan tumbuh hingga 66% dari total pasar kopi pada tahun 2030. Strategi ini, dikombinasikan dengan kolaborasi dengan berbagai platform digital seperti GoFood, telah menempatkan Fore Coffee pada posisi yang sangat strategis untuk memperluas pangsa pasar dan mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Advertisement
Strategi Jitu Fore Coffee: Inovasi dan Kolaborasi
Keberhasilan Fore Coffee tidak hanya bergantung pada kualitas kopi yang ditawarkan, tetapi juga pada strategi bisnis yang terencana dengan baik. Inovasi produk menjadi kunci utama dalam menarik minat konsumen. Butterscotch Sea-Salt Latte, misalnya, menjadi bukti nyata keberhasilan inovasi Fore Coffee dalam menciptakan produk yang unik dan disukai banyak orang. Lebih dari 8 juta cangkir terjual sejak 2022 menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap produk ini.
Selain inovasi produk, Fore Coffee juga cerdas dalam menjalin kolaborasi strategis. Kolaborasi dengan platform digital seperti GoFood memungkinkan Fore Coffee untuk menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan. Strategi ini sangat efektif dalam memperluas jangkauan pasar, terutama di era digital seperti saat ini. Dengan begitu, Fore Coffee mampu menjangkau konsumen yang lebih luas, baik secara offline maupun online.
Fokus pada kategori Foodservice Roast Coffee juga menjadi strategi jitu Fore Coffee. Dengan proyeksi pertumbuhan pasar hingga 66% pada tahun 2030, Fore Coffee telah menempatkan diri pada posisi yang strategis untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Hal ini menunjukkan perencanaan bisnis yang matang dan kemampuan Fore Coffee dalam membaca tren pasar kopi di Indonesia.
